Status Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru Diperpanjang Hingga 2 Desember

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Aktivitas erupsi Gunung Semeru terus berlangsung dan memicu perpanjangan status tanggap darurat di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur hingga 2 Desember 2025. Bupati Lumajang, Indah Amperawati, secara resmi menetapkan perluasan masa tanggap darurat tersebut guna memastikan perlindungan menyeluruh bagi warga terdampak.

Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/610/KEP/427.12/2025 yang menekankan pentingnya penanganan darurat yang cepat, tepat, dan terkoordinasi. Status ini berlaku selama tujuh hari, dimulai dari 26 November hingga 2 Desember 2025.

Keputusan ini memberi dasar hukum bagi seluruh instansi daerah, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk terus melaksanakan operasi penanganan darurat, pemulihan infrastruktur, dan perlindungan bagi masyarakat yang terdampak erupsi.

Pemda Lumajang menegaskan bahwa perpanjangan status ini bukan hanya formalitas administrasi, melainkan bentuk komitmen nyata dalam melindungi warga dari ancaman bencana yang masih mengintai. Seluruh elemen masyarakat, mulai dari aparatur desa, relawan, hingga warga, diminta untuk bersinergi dalam upaya penanganan pascabencana.

BPBD Lumajang juga memperkuat koordinasi dengan semua pemangku kepentingan, memantau kondisi pengungsi, menjaga ketersediaan logistik, serta menjalankan mitigasi risiko secara berkelanjutan. Dengan langkah ini, diharapkan dampak sosial dan ekonomi akibat erupsi Gunung Semeru dapat ditekan semaksimal mungkin.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, menjaga keselamatan diri, dan mengikuti arahan dari petugas di lapangan. Pemerintah daerah menjamin seluruh bantuan darurat—mulai dari layanan kesehatan, evakuasi, hingga pemulihan infrastruktur—akan terus tersedia bagi yang membutuhkan.

Keselamatan warga menjadi prioritas utama. Semua pihak diharapkan menghadapi situasi ini dengan ketenangan, kedisiplinan, dan semangat saling membantu.

Data riset terbaru dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) periode Januari–November 2025 mencatat Gunung Semeru mengalami 43 kali erupsi efusif dengan tinggi kolom abu mencapai 1.500–2.000 meter di atas puncak. Sebanyak 12 kejadian di antaranya disertai guguran awan panas yang menjangkau jarak hingga 4 kilometer dari kawah Jonggring Seloko. Studi kasus penanganan bencana Universitas Jember (2024) menunjukkan keterlibatan relawan lokal mampu meningkatkan efektivitas evakuasi hingga 68% dibanding respons hanya mengandalkan lembaga formal.

Mari terus solidaritas, waspada, dan bergerak bersama. Nyawa dan keselamatan lebih berharga daripada apa pun. Dengan gotong royong, kedisiplinan, dan kepercayaan pada protokol keselamatan, kita mampu melewati ujian alam ini dan bangkit lebih kuat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan