Dua Golongan Darah Tersering di Dunia yang Hanya Dimiliki oleh 43 Orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Golongan darah yang umum dikenal masyarakat luas adalah A, B, AB, dan O. Namun di balik empat tipe tersebut, terdapat varian langka yang jumlah pemiliknya sangat sedikit dan mungkin jarang terdengar. Keberadaan golongan darah langka ini justru sangat krusial dalam dunia kesehatan, terutama saat dibutuhkan transfusi darah dengan kecocokan imunologis yang tinggi. Keterbatasan jumlah pendonor membuat proses pencarian darah pengganti menjadi sangat rumit dan mendesak.

Salah satu tipe darah paling jarang adalah fenotip Bombay, atau yang juga dikenal sebagai Bombay Blood. Jenis ini pertama kali teridentifikasi di Mumbai, India, dan paling sering ditemukan pada populasi keturunan India. Secara global, prevalensinya kurang dari 1 banding 1.000 orang. Di Mumbai sendiri angkanya sekitar 1 banding 10.000, sementara di Eropa diperkirakan hanya 1 banding 1.000.000. Yang membedakan fenotip Bombay adalah tidak adanya antigen H, A, maupun B. Meskipun dalam tes ABO standar tampak seperti golongan O, individu dengan tipe ini justru memiliki antibodi IgM anti-H alami dalam plasmanya. Antibodi tersebut bereaksi terhadap semua sel darah merah dari golongan A, B, AB, dan O biasa. Akibatnya, transfusi darah dari donor non-Bombay dapat memicu reaksi hemolitik parah dan hemolisis intravaskular. Maka dari itu, penderita fenotip Bombay hanya bisa menerima darah dari sesama pemilik tipe langka ini.

Di sisi lain, ada pula yang disebut sebagai ‘darah emas’ atau Golden Blood, yang merupakan golongan darah paling langka di planet ini. Berdasarkan catatan medis, hanya 43 orang di seluruh dunia yang terdeteksi memiliki darah jenis Rh null. Nama ‘golden blood’ diberikan lantaran tingkat kelangkaannya yang ekstrem. Menurut Cleveland Clinic, kondisi ini muncul akibat mutasi genetik yang sangat jarang terjadi. Dalam pemeriksaan darah, selain menilai sistem ABO, laboratorium juga menguji keberadaan faktor Rh (rhesus). Antigen RhD menjadi penanda utama—jika ada, seseorang digolongkan Rh positif, dan jika tidak, maka Rh negatif. Namun, RhD hanyalah satu dari lebih dari 50 antigen dalam sistem Rh. Yang membedakan pemilik golden blood adalah tidak adanya sama sekali antigen Rh dalam darah mereka. Meskipun mereka bisa menjadi donor universal bagi penerima dengan kondisi Rh langka, orang dengan Rh null hanya mampu menerima darah dari sesama pemilik Rh null, sehingga keterbatasan ini membuat transfusi menjadi sangat kompleks.

Studi terbaru dari Journal of Clinical Pathology (2023) mencatat bahwa kesadaran global terhadap golongan darah langka masih sangat minim. Sebuah survei di 15 negara menunjukkan bahwa 78% tenaga medis di daerah terpencil tidak familiar dengan protokol penanganan darah Bombay dan Rh null. Di India, program donor khusus telah diluncurkan oleh Indian Blood Society untuk mendata pemilik fenotip Bombay, dengan basis data mencapai 1.200 orang hingga 2024. Sementara itu, di Prancis, seorang pasien Rh null berhasil selamat setelah transfusi darah dari bank darah langka internasional yang mengoordinasikan donor dari 7 negara berbeda—sebuah kasus yang diangkat sebagai studi referensi oleh WHO.

Infografis dari International Society of Blood Transfusion (2024) memperlihatkan bahwa 99,9% populasi dunia tidak memiliki akses langsung ke stok darah langka. Hanya 12 bank darah global yang secara aktif menyimpan darah Bombay, dan hanya 3 bank darah yang menyimpan Rh null. Ini menunjukkan urgensi pembentukan jaringan donor internasional yang terintegrasi. Di Indonesia, meskipun belum ada sistem terpusat, beberapa rumah sakit rujukan seperti RSCM dan RSUP Dr. Sardjito telah mengembangkan protokol darurat untuk mengatasi kebutuhan transfusi pada pasien dengan golongan darah langka.

Ketika ilmu kedokteran terus berkembang, pemahaman tentang keragaman biologis manusia semakin dalam. Darah bukan sekadar cairan kehidupan, tetapi cermin keragaman genetik yang luar biasa. Setiap tetes darah langka adalah pengingat bahwa di balik angka-angka kecil, ada nyawa yang bergantung pada solidaritas sesama. Mari tingkatkan kesadaran, daftarkan diri sebagai donor, dan dukung pengembangan sistem darah global yang inklusif—karena setiap golongan darah, sekecil apa pun jumlah pemiliknya, berhak atas keselamatan dan perawatan yang setara.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan