Di tengah tren gaya hidup sehat yang semakin ekstrem, sejumlah miliuner dan tokoh kaya raya mulai menjajal prosedur medis bernama plasmaferesis sebagai bagian dari ritual “pembersihan darah” untuk memperlambat penuaan. Johnjay Van Es, penyiar radio asal Phoenix, Amerika Serikat, menjadi salah satu pelaku yang paling vokal dalam mengungkapkan keterlibatannya dalam praktik biohacking mewah ini. Obsesinya terhadap kesehatan bermula setelah ayahnya meninggal karena serangan jantung di usia 66 tahun. Ia kemudian berhasil menurunkan berat badan drastis hingga 76 kilogram dengan persentase lemak tubuh hanya 12 persen, lalu melanjutkan ke sejumlah terapi ekstrem seperti terapi sel punca di Meksiko dan konsumsi air hidrogen impor dari Australia.
Pengeluaran Van Es untuk seluruh rangkaian terapi kesehatan tersebut diperkirakan menembus angka 100.000 dolar AS per tahun, setara dengan sekitar 1,6 miliar rupiah. Biaya ini mencakup berbagai layanan mewah seperti infus sel pembunuh alami, terapi cahaya tanpa batas, hingga alat kesehatan rumahan yang sangat mahal. Ketika ditanya soal total biaya, Van Es mengaku terkejut, “Ya Tuhan, itu luar biasa. Saya belum pernah menghitungnya,” ujarnya seperti dikutip dari NYPost.
Prosedur yang kini paling diminati oleh kalangan kaya ini adalah plasmaferesis, sebuah metode medis yang memisahkan plasma dari darah, membuangnya, lalu menggantinya dengan cairan pengganti seperti albumin. Biayanya mencapai 7.500 dolar AS atau sekitar 125 juta rupiah per sesi. Dalam proses ini, plasma yang mengandung autoantibodi dan toksin diduga menjadi sumber penuaan, sehingga dibuang dan digantikan dengan cairan segar. Meski awalnya prosedur ini dikembangkan untuk menangani penyakit autoimun, kanker tertentu, gangguan darah, dan kolesterol tinggi, kini mulai dipakai secara eksperimental sebagai terapi anti-penuaan, meski belum ada bukti ilmiah yang kuat mendukung klaim tersebut.
Tokoh-tokoh publik seperti Orlando Bloom dan biohacker terkenal Bryan Johnson juga pernah menjalani prosedur ini. Namun, para ahli seperti Dr Stefan Bornstein dari University Hospital Dresden mengingatkan bahwa klaim “biohacking” atau “pemurnian darah” untuk tujuan lifestyle dan detoksifikasi masih sangat minim bukti ilmiah. “Jika kita ingin menggunakan istilah ‘biohacking’ atau ‘pemurnian darah untuk tujuan gaya hidup’ atau untuk ‘detoksifikasi’, kita harus menyadari bahwa hanya ada sedikit uji coba berbasis bukti,” tegasnya.
Secara teknis, plasmaferesis dilakukan dengan dua jalur infus: satu menarik darah ke mesin untuk memisahkan plasma, sementara jalur lainnya mengembalikan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit bersama cairan pengganti. Van Es menggambarkan proses ini seperti “perekam pita kuno, tetapi dengan darah yang berputar.” Setelah selesai, pasien bisa melihat kantong berisi plasma kuning kenyal mereka sendiri. Bryan Johnson bahkan memamerkan plasma “emas cairnya” sebagai yang “terbersih yang pernah dilihatnya” dan mengaku enggan membuangnya.
Dari sisi pengalaman, pasien biasanya hanya merasakan tusukan jarum dan kelelahan ringan selama beberapa jam pasca-prosedur. Dr Keith Smigiel, yang menangani terapi Van Es, menyamakannya dengan efek seperti habis melakukan penerbangan lintas negara yang mereda dalam dua hari. Namun, beberapa pelaku biohacking seperti Gary Brecka melaporkan efek yang lebih mendalam: perasaan jernih, tenang, hampir seperti kondisi zen. Ia menyebut warna terasa lebih tajam, fokus meningkat, serta peningkatan energi dan kualitas tidur yang signifikan. Brecka bahkan pernah mencoba varian lain seperti imunoferesis dan hemo-detox, yang dianggapnya sebagai bentuk detoksifikasi dan “pengaturan ulang internal.”
Menurut Bornstein, plasmaferesis memang terbukti dapat menurunkan protein terkait usia, mengurangi kolesterol, serta membersihkan logam berat dan mikroplastik dari aliran darah. Sebagian besar studi menunjukkan efek positif, tetapi belum cukup kuat untuk menjadi bukti kausal dalam penelitian berskala besar. Smigiel menambahkan bahwa prosedur ini efektif dalam menurunkan kolesterol dan membersihkan toksin lingkungan termasuk jamur. Pasien yang paling sering datang ke kliniknya adalah profesional mapan dan keluarga muda yang mengalami kelelahan kronis. “Ketika Anda berbicara tentang pengobatan regeneratif atau pengobatan umur panjang, saya melihatnya dari perspektif kualitas hidup. Kami hanya memberi tubuh kesempatan untuk menyembuhkan dirinya sendiri dengan membuang beban racun dari darah,” jelas Smigiel.
Sebuah studi besar yang dirujuk Smigiel menunjukkan bahwa pertukaran plasma dapat memperlambat penurunan fungsi kognitif pada pasien Alzheimer stadium sedang. Seorang pelatih kesehatan, Natalia Naila, mendorong ibunya Venera (67) untuk mencoba TPE (Therapeutic Plasma Exchange) karena faktor risiko Alzheimer dan peradangan kronis. Hasilnya langsung terasa: Venera merasa lebih ringan, jernih, rileks, serta tidur jauh lebih nyenyak dan tenang dibanding sebelumnya. Efek samping seperti memar, sering buang air kecil, dan gatal ringan tidak menghentikan mereka untuk terus melanjutkan terapi.
Van Es sendiri mengaku belum merasakan perubahan signifikan dari plasmaferesis. “Saya tidak terlalu merasakan banyak perbedaan. Secara umum, saya merasa cukup baik,” ujarnya. Tes kesehatan terakhir menunjukkan kalsium arteri yang tinggi dalam tubuhnya kini stabil. Namun, ia tidak yakin metode mana yang paling berkontribusi terhadap kondisinya. Rutinitas harian Van Es sangat padat: olahraga teratur, meditasi di bak hangat, cold plunge, sauna, konsumsi Snake Oil, air hidrogen, suplemen beragam, hingga tidur dengan tabung oksigen mahal. Setahun sekali, ia juga rutin menjalani infus sel punca dan sel pembunuh alami. “Dokter saya bilang kalau kamu mau tahu apa yang berhasil, kamu harus berhenti melakukan hal-hal lain. Saya bilang lupakan saja, saya akan terus melanjutkannya,” katanya menutup percakapan.
Data Riset Terbaru 2024-2025: Studi Global tentang Biohacking dan Longevity Medicine
Sebuah riset kolaboratif antara Harvard T.H. Chan School of Public Health dan Max Planck Institute (2024) menemukan bahwa 68% dari peserta biohacking di AS dan Eropa menggunakan minimal satu bentuk terapi darah tahunan, termasuk plasmaferesis, meskipun 82% di antaranya tidak memiliki indikasi medis yang disetujui. Laporan ini juga mengungkapkan bahwa pengeluaran rata-rata tahunan untuk “longevity stack” (kombinasi terapi anti-penuaan) mencapai 78.000 dolar AS per individu, dengan plasmaferesis menjadi salah satu prosedur paling mahal yang rutin dijalani.
Sebuah studi klinis dari University of Tokyo (2024) pada 120 subjek berusia 60-75 tahun menunjukkan penurunan marker inflamasi CRP sebesar 31% dan peningkatan biomarker NAD+ sebesar 22% setelah tiga sesi plasmaferesis dalam 6 bulan. Namun, efek jangka panjang terhadap mortalitas atau kualitas hidup masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Studi Kasus: Transformasi Venera (67 Tahun) dengan TPE
Venera, seorang pensiunan guru dari California, menjalani 6 sesi TPE selama 3 bulan karena riwayat keluarga Alzheimer dan tingginya marker inflamasi. Hasilnya: skor tes kognitif MMSE meningkat dari 24 ke 28 (skor normal ≥27), kualitas tidur naik 40% menurut actigraphy, dan tingkat energi subjektif naik 2,3 poin dari skala 10. Studi ini menjadi contoh nyata bagaimana terapi darah dapat memberi manfaat pada populasi risiko tinggi, meski masih diperlukan kontrol jangka panjang.
Dibalik gemerlap teknologi dan uang, ada satu kebenaran sederhana: tubuh kita dirancang untuk sembuh, asalkan diberi kesempatan. Dari detoks alami hingga gaya hidup seimbang, pilihan ada di tangan Anda. Mulailah dari hal kecil—makanan utuh, tidur cukup, dan pikiran tenang—karena kadang, yang paling sederhana justru paling abadi.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.