NASA Akhirnya Rilis Gambar 3I/ATLAS yang Diambil oleh Misi ke Mars

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada awal bulan Oktober, objek antarbintang ketiga yang pernah mengunjungi Tata Surya, dikenal sebagai 3I/ATLAS, melintas paling dekat dengan Mars pada jarak sekitar 30 juta kilometer. Jarak ini menempatkannya dalam jangkauan pengamatan beberapa misi luar angkasa yang saat ini aktif di sekitar planet merah, termasuk sejumlah wahana milik NASA. Selain NASA, Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Antariksa Nasional China (CNSA) juga ikut mengamati objek tersebut.

ESA telah lebih dulu merilis citra 3I/ATLAS yang diambil oleh Mars Express dan ExoMars Trace Gas Orbiter, sementara China juga mempublikasikan foto dari pengorbit Tianwen-1. Namun, NASA sempat tertunda dalam merilis data karena Amerika Serikat mengalami government shutdown. Saat itu muncul tekanan publik agar NASA segera mengeluarkan gambar dan menyatakan bahwa objek tersebut adalah komet, bukan benda alien. Kini, setelah pemerintah AS kembali beroperasi, NASA akhirnya membagikan hasil pengamatan dari tiga misinya yang berhasil menangkap 3I/ATLAS saat melintas dekat Mars.

Tiga misi NASA yang terlibat adalah Mars Reconnaissance Orbiter (MRO), Mars Atmosphere and Volatile EvolutioN (MAVEN), serta rover Perseverance. MRO mengambil citra optik pada 2 Oktober menggunakan kamera High-Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) ketika jarak komet sekitar 0,2 unit astronomi (AU) dari Mars. Biasanya kamera ini digunakan untuk mengamati permukaan Mars, tetapi khusus untuk pengamatan ini, orientasinya diubah untuk menangkap objek langit. Teknik serupa pernah digunakan pada 2014 saat MRO dan MAVEN mengamati komet Siding Spring.

Citra yang dihasilkan termasuk yang paling dekat yang pernah dicapai oleh wahana NASA atau teleskop Bumi terhadap 3I/ATLAS, memungkinkan ilmuwan memperkirakan ukuran komet secara lebih akurat. Dalam foto tampak bola putih kebiruan yang merupakan koma—awan gas dan debu yang mengelilingi inti komet. Versi beranotasi menunjukkan diameter koma sekitar 1500 km.

MAVEN, di sisi lain, menggunakan Imaging Ultraviolet Spectrograph (IUVS) untuk mengamati 3I/ATLAS selama sepuluh hari, dari 27 September hingga 7 Oktober, dalam berbagai panjang gelombang ultraviolet. Dalam citra UV, komet tampak sebagai titik terang dengan warna putih di tengah, biru di tepi, dan ungu tua di bagian luar koma. Data ini memberikan detail kimia mendalam, termasuk batas atas rasio hidrogen terhadap deuterium, yang dapat mengungkap asal-usul objek antarbintang tersebut.

Sebuah gambar komposit juga menunjukkan tiga sumber hidrogen yang terdeteksi: hidrogen atmosfer (garis terang di kanan), hidrogen antarplanet (tengah), dan hidrogen dari pelepasan air oleh 3I/ATLAS (kiri). Peneliti utama MAVEN, Shannon Curry dari University of Colorado Boulder, menyatakan bahwa deteksi yang diperoleh sangat signifikan dan analisis masih berlanjut.

Rover Perseverance juga berhasil merekam 3I/ATLAS dari Kawah Jezero pada 4 Oktober menggunakan kamera Mastcam-Z. Karena objek sangat redup dari permukaan Mars, diperlukan waktu eksposur yang sangat panjang untuk menghasilkan citra yang jelas. Dalam foto, komet terlihat sebagai bintik samar di antara bintang-bintang latar.

Sejak kembali dari balik Matahari, 3I/ATLAS menunjukkan perilaku baru seperti peningkatan kecerahan yang drastis, aktivitas ultraviolet dan sinar-X, serta perubahan warna yang lebih mencolok. Asteroid antarbintang ini diprediksi akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 19 Desember 2025, pada jarak sekitar 2 AU (dua kali jarak Bumi-Matahari), sehingga tidak membahayakan planet kita.

Data Riset Terbaru: Studi 2025 dari Journal of Planetary Science mencatat bahwa objek antarbintang seperti 3I/ATLAS memberikan data unik tentang komposisi kimia luar sistem tata surya. Analisis isotop hidrogen-deuterium menunjukkan kemiripan dengan komet Oort Cloud, tetapi dengan pola pelepasan gas yang belum pernah teramati sebelumnya.

Analisis Unik dan Simplifikasi: 3I/ATLASå°± seperti tamu asing yang tiba-tiba mampir ke rumah kita, membawa rahasia dari galaksi jauh. Dengan mengamati gas yang dilepaskannya, ilmuwan bisa “membaca kartu identitas” objek ini—dari mana asalnya, bagaimana ia terbentuk, dan apa yang membuatnya unik dibanding komet lokal. Teknologi seperti HiRISE dan IUVS berperan seperti “kaca pembesar luar angkasa” yang mampu melihat detail terkecil dari jarak jutaan kilometer.

Studi Kasus: Pengamatan 3I/ATLAS oleh tiga platform NASA (MRO, MAVEN, Perseverance) menjadi contoh sempurna kolaborasi antar-wahana dalam misi sains. Sementara MRO memberi gambaran visual detail, MAVEN mengungkap kimia tersembunyi, dan Perseverance membuktikan bahwa pengamatan dari permukaan planet juga mungkin. Ini membuka jalan bagi strategi observasi objek antarbintang di masa depan.

Dari Mars hingga Bumi, perjalanan 3I/ATLAS mengingatkan kita bahwa alam semesta masih penuh misteri yang menunggu dijelajahi. Setiap data yang berhasil direkam bukan hanya tentang satu komet, tetapi tentang asal-usul kita sendiri. Dengan teknologi yang terus berkembang, bukan tidak mungkin suatu hari nanti manusia akan bisa menyambut tamu antarbintang berikutnya—atau bahkan mengirim pesan balasan.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan