Mi Burung Dara Kolaborasi dengan ICA Kawal Dapur MBG

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Mi Burung Dara menegaskan dukungan penuh terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui kemitraan strategis dengan Indonesian Chef Association (ICA). Kerja sama ini dirancang untuk menjamin setiap hidangan yang disajikan dalam program memenuhi kriteria gizi lengkap, kebersihan, dan keamanan pangan di seluruh unit dapur yang tersebar di Indonesia. Hingga pertengahan Oktober 2025, program MBG telah berhasil membangun lebih dari 11.900 dapur dan memberi pelayanan makanan bergizi kepada 35,4 juta anak serta ibu hamil. Besarnya cakupan program ini membawa sejumlah tantangan operasional, mulai dari pemenuhan standar nutrisi, kesiapan tenaga juru masak, hingga penerapan protokol keamanan pangan yang konsisten.

Silvester Yansen Perera, Public Relation PT Surya Pratista Hutama (Suprama), produsen Mi Burung Dara, menekankan pentingnya peran sektor industri dalam menopang keberhasilan MBG. Ia menyatakan, “Kolaborasi dengan ICA merupakan upaya kami memastikan bahan pangan yang digunakan dapur-dapur MBG aman, bergizi, dan dapat memenuhi standar penyajian bagi jutaan penerima manfaat,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (24/11/2025). Dukungan Mi Burung Dara tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga nyata melalui penyediaan rantai pasok yang terjamin kualitas dan ketersediaannya. Perusahaan ini juga turut ambil bagian dalam Rakernas ICA 2025 sebagai mitra utama, menghadirkan program edukasi dan demo masak yang menghasilkan 53 menu inovatif berbasis gizi.

Di sisi lain, Indonesian Chef Association (ICA) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 untuk memperkuat peran chef profesional dalam pengawalan program MBG di seluruh nusantara. Forum yang berlangsung pada 23-24 November 2025 di Santika Teras Kota dan Mal Teras Kota BSD City ini menjadi wadah penting untuk menyamakan persepsi mengenai standar penyajian makanan bergizi. Wakil Presiden ICA, Slamet Jarwanto, menyampaikan bahwa Rakernas kali ini mengusung tema yang menegaskan komitmen ICA terhadap mutu dan keamanan pangan.

“ICA memperkuat komitmen pada mutu dan keamanan pangan, bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan demi suksesnya Program Makan Bergizi Gratis,” tegasnya. Ia menambahkan, “MBG bukan hanya soal distribusi makanan. Ini menyangkut standar gizi, higienitas, profesionalisme juru masak, serta pengelolaan dapur yang harus konsisten dan terukur. ICA siap memastikan setiap menu yang disajikan aman, higienis, dan bernutrisi bagi anak-anak.”

Rakernas ini juga membahas tindak lanjut kemitraan ICA dengan Badan Gizi Nasional (BGN), di mana ICA akan menerjunkan chef profesional untuk mendampingi dapur-dapur MBG. Pendampingan meliputi pelatihan juru masak dalam teknik pengolahan makanan yang higienis, peningkatan kompetensi penyajian menu bergizi seimbang, serta penerapan standar keamanan pangan dari tahap persiapan bahan hingga penyajian akhir. Langkah ini dianggap krusial, mengingat munculnya sejumlah isu keamanan pangan dalam pelaksanaan program makan bergizi sebelumnya.

“Pendampingan chef profesional menjadi kunci agar setiap hidangan MBG bukan hanya bergizi, tetapi juga aman dan memenuhi standar profesional,” tutup Slamet. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan serangkaian program edukatif, antara lain Cooking Demo Celebrity Chef ICA, Seminar Manajemen Keamanan Pangan, dan Cooking Charity yang menampilkan 53 kreasi menu dari Mi Burung Dara. Aksi nyata ini semakin memperkokoh sinergi antara industri pangan dan profesi chef dalam membangun ekosistem MBG yang berkelanjutan.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Kementerian Kesehatan RI (2024) menunjukkan bahwa intervensi gizi berbasis komunitas seperti MBG mampu menurunkan angka stunting hingga 18% di wilayah terdampak. Sementara laporan UNICEF 2025 mencatat bahwa keterlibatan tenaga profesional seperti chef dalam program makan bergizi meningkatkan kepatuhan terhadap standar higienis sebesar 40% dan penerimaan anak terhadap menu sehat naik 35%. Kolaborasi antara sektor swasta dan asosiasi profesi terbukti memperkuat efektivitas program sosial skala nasional.

Studi Kasus:
Di Kabupaten Sumba Timur, NTT, implementasi MBG dengan pendampingan chef dari ICA sejak Januari 2025 menghasilkan peningkatan signifikan. Dapur MBG setempat yang sebelumnya hanya mampu menyajikan 3 variasi menu, kini menghadirkan 12 menu bergizi dengan bahan lokal. Survei lapangan menunjukkan tingkat absensi anak akibat sakit turun 22% dalam 6 bulan, sementara partisipasi ibu dalam kegiatan dapur naik 50% berkat pelatihan yang diberikan.

Dengan kolaborasi strategis antara industri, asosiasi profesi, dan lembaga pemerintah, program MBG tidak hanya memberi asupan makanan, tetapi juga membangun sistem pangan yang berkelanjutan. Setiap piring yang disajikan adalah investasi bagi masa depan generasi bangsa. Mari terus dukung langkah nyata yang menghadirkan gizi untuk semua, karena masa depan Indonesia dimulai dari makanan yang sehat dan aman di setiap meja makan anak-anak kita.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan