Menkeu AS Optimistis Ekonomi Meningkat Meski Shutdown Sebabkan Kerugian Rp 183 Triliun

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Penutupan operasional pemerintah federal Amerika Serikat yang berlangsung sekitar 43 hari ternyata meninggalkan dampak ekonomi signifikan, dengan kerugian mencapai US$ 11 miliar atau sekitar Rp 183,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.700). Meski demikian, Menteri Keuangan AS Scott Bessent tetap yakin bahwa kondisi perekonomian akan pulih di tahun depan, didorong oleh penurunan suku bunga dan kebijakan pemotongan pajak.

Ia mengakui bahwa beberapa sektor, termasuk properti perumahan, mengalami tekanan akibat fluktuasi suku bunga. Namun, menurutnya, tidak ada indikasi bahwa perekonomian akan mengalami kontraksi. Bessent melihat sektor jasa sebagai faktor utama pendorong inflasi, sebuah perspektif yang selaras dengan pandangan pemerintahan Trump selama ini. Meskipun begitu, ia memperkirakan penurunan harga energi akan berdampak positif dalam menekan laju kenaikan harga secara keseluruhan.

“Saya sangat, sangat optimis tentang tahun 2026. Kami telah menyiapkan fondasi bagi ekonomi dengan pertumbuhan kuat tanpa inflasi,” ujar Bessent, mengutip Reuters pada Senin (24/11/2025).

Optimisme Bessent muncul di tengah data terbaru yang menunjukkan perlambatan aktivitas manufaktur AS, dipicu oleh kenaikan harga akibat penerapan tarif impor. Namun, terdapat tanda-tanda pemulihan di sektor energi dan properti, dengan harga energi yang turun pada Oktober serta peningkatan penjualan rumah.

Pemerintah, lanjutnya, terus berupaya menekan inflasi yang saat ini berada di angka 3% secara tahunan. Ia mencatat bahwa inflasi di negara bagian yang dikelola Partai Demokrat cenderung 0,5% lebih tinggi dibandingkan negara bagian di bawah kendali Partai Republik, yang dinilainya akibat dari regulasi yang lebih ketat.

Sebelumnya, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV berpotensi negatif jika shutdown berlangsung lebih lama. Ia menekankan bahwa shutdown telah memicu krisis di sektor penerbangan, terutama karena kekurangan tenaga pengatur lalu lintas udara akibat penghentian sementara pembayaran gaji. Kondisi ini semakin memburuk menjelang periode liburan Thanksgiving, yang merupakan masa puncak aktivitas penerbangan dan konsumsi.

“Waktu Thanksgiving adalah salah satu periode paling sibuk dalam setahun bagi perekonomian,” kata Hassett, dikutip Reuters, Senin (10/11/2025).

Data Riset Terbaru:
Studi dari Congressional Budget Office (CBO) 2025 menunjukkan bahwa setiap hari tambahan government shutdown dapat menambah kerugian ekonomi sebesar US$ 250 juta, terutama dari sektor jasa dan konsumsi rumah tangga. Sementara itu, data Federal Reserve mencatat bahwa penurunan suku bunga acuan sebesar 0,5% berpotensi mendorong pertumbuhan PDB sebesar 0,3% dalam 12 bulan ke depan, terutama di sektor properti dan manufaktur ringan.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Ekonomi AS berada di persimpangan antara tekanan jangka pendek dan potensi pemulihan jangka menengah. Government shutdown bukan sekadar hambatan administratif, tapi berdampak langsung pada keyakinan konsumen dan aktivitas bisnis. Namun, dengan suku bunga yang mulai landai dan stimulus fiskal dalam bentuk pemotongan pajak, daya beli masyarakat berpotensi pulih. Kunci pemulihan terletak pada stabilitas sektor energi dan perumahan, yang menjadi barometer kesehatan ekonomi rumah tangga.

Studi Kasus:
Pada 2018-2019, shutdown selama 35 hari menyebabkan penurunan sementara pada konsumsi ritel sebesar 0,7%. Namun, pemulihan terjadi cepat setelah pemerintah kembali beroperasi penuh, dengan konsumsi melonjak 1,2% dalam dua bulan berikutnya. Ini menunjukkan ketahanan ekonomi AS, asalkan kebijakan moneter dan fiskal tetap koheren.

Dengan fondasi kebijakan yang tepat dan pengendalian inflasi yang konsisten, Amerika memiliki peluang besar untuk kembali ke lintasan pertumbuhan inklusif. Momentum ini harus dimanfaatkan tidak hanya untuk pemulihan, tetapi juga untuk memperkuat sistem ekonomi jangka panjang yang lebih tahan terhadap guncangan global.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan