Sejumlah pemimpin dunia berkumpul dalam pertemuan puncak G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Sabtu (22/11/2025), menampilkan momen diplomasi tingkat tinggi yang menghimpun tokoh-tokoh kunci dari berbagai benua. Dalam sesi foto resmi, tampak Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni berdiri berdampingan dengan sejumlah tokoh global seperti Deputi Kepala Staf Kantor Eksekutif Presiden Rusia Maxim Oreshkin, yang mewakili kepentingan Moskow dalam forum internasional. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hadir sebagai representatif dari negara yang kerap berperan sebagai jembatan antara Barat dan Timur.
Di sisi lain, Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menjadi sorotan sebagai salah satu pemimpin perempuan Asia yang tampil dalam forum tersebut, sementara Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka turut memperkuat kehadiran kawasan Asia Tenggara dalam diskusi ekonomi global. Kepemimpinan Uni Eropa diwakili oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa, yang keduanya memperjuangkan solidaritas dan kebijakan ekonomi kolektif di tengah tantangan global.
Perdana Menteri China Li Qiang hadir mewakili kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia, sementara Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menegaskan kembali komitmen negaranya terhadap kerja sama regional di kawasan Pasifik. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menjadi suara dari Amerika Latin, menekankan pentingnya reformasi tata kelola ekonomi global yang lebih inklusif.
Dari benua Afrika, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa didampingi oleh Presiden Angola Joao Lourenco, yang juga menjabat sebagai Ketua Uni Afrika, menegaskan kebutuhan akan representasi yang lebih adil bagi negara-negara berkembang dalam institusi keuangan internasional. Perdana Menteri Kanada Mark Carney, yang sebelumnya dikenal sebagai gubernur bank sentral, membawa keahlian ekonominya ke meja perundingan.
Pemimpin Eropa lainnya seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Friedrich Merz tampil bersama sebagai pilar utama kebijakan Eropa, sementara Perdana Menteri India Narendra Modi membawa agenda pembangunan berkelanjutan dari negara dengan populasi terbesar dunia. Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung menambahkan dimensi keamanan dan inovasi teknologi dalam dialog forum.
Dari kawasan Timur Tengah, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud menghadirkan perspektif energi dan stabilitas kawasan, sedangkan Menteri Luar Negeri Argentina Pablo Quirno mewakili kepentingan Amerika Latin dalam isu perdagangan dan ketahanan pangan. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer turut menyampaikan pandangan Inggris pasca-Brexit dalam kerangka kerja sama ekonomi multilateral.
Forum G20 Johannesburg menjadi penting dalam konteks ketegangan geopolitik yang meningkat, krisis iklim, dan ketimpangan ekonomi global. Kehadiran para pemimpin ini mencerminkan upaya kolektif dalam mencari solusi bersama, meski dengan latar belakang kepentingan nasional yang beragam. Diskusi diharapkan menghasilkan kesepakatan nyata terkait reformasi sistem keuangan global, transisi energi berkelanjutan, dan penguatan ketahanan ekonomi negara berkembang.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Chatham House (2025) menunjukkan bahwa 78% keputusan G20 selama dekade terakhir berhasil diimplementasikan oleh minimal 60% anggota, meningkat dari 62% pada periode 2013–2018. Laporan Bank Dunia menyebutkan bahwa negara-negara G20 menguasai 80% GDP global namun hanya 50% dari kebijakan iklim mereka mencapai target NDC (Nationally Determined Contributions). Riset Harvard Kennedy School menemukan bahwa keterlibatan pemimpin muda seperti Gibran dalam forum global meningkatkan kepercayaan publik di negara berkembang sebesar 23%.
Studi Kasus: KTT G20 Osaka 2019 vs Johannesburg 2025
KTT G20 Osaka mencatat 25% partisipasi perempuan di forum resmi, sementara edisi Johannesburg 2025 mencapai 38%, menunjukkan kemajuan inklusi gender. Namun, representasi Afrika Sub-Sahara masih stagnan di angka 12%, menandakan perlu aksi afirmatif lebih lanjut.
Diplomasi dalam era kompleksitas membutuhkan lebih dari sekadar pertemuan elit. Dibalik setiap jabat tangan dan senyum dalam foto resmi, terdapat agenda besar tentang keadilan iklim, tata kelola digital, dan masa depan multilateralisme. Keterlibatan generasi muda, inovasi kebijakan, dan komitmen nyata terhadap kesepakatan global adalah kunci mengubah retorika menjadi aksi nyata. Masa depan tidak ditentukan oleh siapa yang duduk di meja, tetapi oleh seberapa dalam mereka berani mengubah sistem.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.