Emas Antam Melemah Lagi Hari Ini, Simak Update Harga Terbaru dari 1 Gram hingga 1 Kg

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Harga emas Antam pada hari ini mengalami penurunan kecil, melanjutkan pergerakan negatif yang mulai terlihat sejak akhir pekan lalu. Logam mulia 24 karat itu kini dibanderol Rp 2.340.000 per gram, turun Rp 1.000 jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Data terbaru dari situs resmi Logam Mulia Antam pada Senin (22/11/2025) menunjukkan bahwa emas dengan berat paling rendah, yaitu 0,5 gram, dihargai Rp 1.220.000. Untuk pecahan 10 gram, harganya mencapai Rp 22.895.000, sementara ukuran paling besar, 1.000 gram atau 1 kilogram, dibanderol Rp 2.280.600.000.

Dalam rentang waktu tujuh hari terakhir, harga emas Antam bergerak di kisaran Rp 2.322.000 hingga Rp 2.398.000 per gram. Jika diperluas ke periode sebulan penuh, pergerakan harga berada di antara Rp 2.260.000 hingga Rp 2.398.000 per gram. Di sisi lain, harga buyback juga mengalami penurunan senilai Rp 1.000 per gram, kini berada di level Rp 2.201.000 per gram. Buyback sendiri merujuk pada skema di mana Antam membeli kembali emas yang Anda miliki dengan harga yang telah ditentukan.

Penting dicatat bahwa sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 81 Tahun 2024, transaksi buyback dengan nilai melebihi Rp 10.000.000 akan dikenai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5%. Pemotongan pajak ini dilakukan langsung dari total nilai transaksi saat proses buyback berlangsung.

Daftar lengkap harga emas Antam untuk hari ini, Senin (24/11/2025), dari pecahan 1 gram hingga 1.000 gram adalah sebagai berikut: emas 0,5 gram dihargai Rp 1.220.000; 1 gram sebesar Rp 2.340.000; 2 gram sebesar Rp 4.620.000; 3 gram sebesar Rp 6.905.000; 5 gram sebesar Rp 11.475.000; 10 gram sebesar Rp 22.895.000; 25 gram sebesar Rp 57.112.000; 50 gram sebesar Rp 114.145.000; 100 gram sebesar Rp 228.212.000; 250 gram sebesar Rp 570.265.000; 500 gram sebesar Rp 1.140.320.000; dan 1.000 gram sebesar Rp 2.280.600.000.

Studi kasus menunjukkan bahwa fluktuasi harga emas Antam selama beberapa minggu terakhir dipengaruhi oleh sentimen pasar global, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta permintaan domestik yang cenderung stabil. Data riset terbaru dari Bank Dunia (2025) mencatat bahwa harga emas global masih berada dalam tren konsolidasi, dengan volatilitas rendah namun tetap menarik bagi investor sebagai instrumen lindung nilai. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas tetap menjadi aset safe haven yang diminati masyarakat Indonesia, terutama saat inflasi mulai meningkat atau ketika pasar saham mengalami tekanan.

Dengan harga yang masih berada di level tinggi, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat portofolio investasi jangka panjang. Pertimbangkan strategi akumulasi bertahap agar tetap bisa memiliki emas meski dengan dana terbatas. Nilai emas cenderung stabil dan cenderung naik dalam jangka panjang, menjadikannya pilihan cerdas untuk melindungi kekayaan dari erosi inflasi. Mulailah dari pecahan kecil, konsisten, dan jadikan emas sebagai bagian dari rencana keuangan yang sehat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan