Strategi BUMN Kembangkan Benih Unggul untuk Tingkatkan Produksi Pangan

PT Sang Hyang Seri (SHS), bagian dari holding BUMN Pangan ID FOOD, tengah fokus meningkatkan kualitas benih tanaman pangan guna mendorong peningkatan produksi pertanian nasional. Salah satu upaya strategis yang ditempuh adalah memperkuat kemitraan teknologi pertanian antara Indonesia dan Amerika Serikat melalui partisipasi aktif dalam Dialog Teknologi Digital Indonesia-AS.

Forum tersebut diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Chicago dan menjadi ajang penting untuk membahas pemanfaatan teknologi digital serta kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai aspek pertanian, mulai dari pengembangan benih unggul, sistem budidaya, mekanisasi, hingga pemasaran hasil pertanian. Direktur Utama SHS, Adhi Cahyono Nugroho, menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam mempercepat transformasi sektor pertanian di Indonesia.

Menurutnya, kerja sama teknologi dengan mitra global, khususnya Amerika Serikat, akan memperkuat kapabilitas Indonesia dalam inovasi benih, teknologi budidaya, dan pembentukan ekosistem pertanian modern. Ia menyatakan kesiapan PT Sang Hyang Seri sebagai motor penggerak transformasi pertanian menuju ketahanan pangan yang lebih kuat, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, Danantara, serta Kementerian Pertanian RI.

Dialog yang kini memasuki edisi ketiga ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, antara lain Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Indroyono Soesilo, Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Hubungan Antarlembaga Prasetyo Hadi, dan Konsul Jenderal RI Chicago Trisari Dyah Paramita, serta perwakilan dari kementerian, lembaga riset, akademisi, dan asosiasi bisnis pertanian dari Indonesia dan Illinois.

Dalam rangkaian diskusi, dibahas sejumlah rencana kolaborasi strategis dengan mitra dari Amerika Serikat, termasuk pengembangan teknologi pengeringan, riset bersama dengan Argonne National Laboratory dan Soybean Innovation Lab, serta potensi kemitraan dengan Illinois Soybean Association untuk pengembangan produk turunan kedelai.

Kementerian Luar Negeri RI juga mendorong percepatan kerja sama subnasional antara Indonesia dengan pemerintah negara bagian di AS, guna membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan pelaku bisnis, universitas, asosiasi industri, dan lembaga pemerintah di bidang pertanian.

Sebagai bagian dari agenda kunjungan, delegasi Indonesia melakukan lawatan ke University of Illinois Urbana-Champaign dan Illinois Department of Agriculture (ILDA) di Springfield. Selain itu, dilakukan pertemuan dengan pimpinan perusahaan agribisnis global Archer Daniels Midland (ADM) untuk menjajaki peluang pengembangan penelitian benih unggul, teknologi pasca panen, inovasi pangan, serta digitalisasi sistem pertanian.

Berdasarkan data riset terbaru dari FAO (2024), adopsi teknologi digital di sektor pertanian mampu meningkatkan produktivitas hingga 30% dan mengurangi kerugian pasca panen hingga 25%. Studi dari International Food Policy Research Institute (IFPRI) juga menunjukkan bahwa negara-negara yang menjalin kemitraan riset pertanian global cenderung mengalami percepatan inovasi benih hingga 40% lebih cepat dibandingkan negara yang bekerja sendiri. Studi kasus di Illinois membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan sektor swasta mampu mendorong produktivitas kedelai naik 22% dalam lima tahun terakhir.

Transformasi pertanian bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kemitraan strategis yang saling menguatkan. Dengan memanfaatkan kekuatan inovasi global dan adaptasi lokal, Indonesia memiliki peluang besar menjadi lumbung pangan dunia. Langkah-langkah nyata seperti yang dilakukan PT Sang Hyang Seri bersama mitra internasional harus terus didorong, karena masa depan ketahanan pangan ditentukan oleh keberanian berkolaborasi dan berinovasi hari ini.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page