Ribuan Muslimah Memadati Perayaan Milad ke-23 BKMM Tasikmalaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ribuan perempuan muslim dari seluruh penjuru Kota Tasikmalaya memenuhi area Gelanggang Olahraga (GOR) Sukapura yang berada di Kompleks Dadaha pada Minggu (22/11/2025). Mereka hadir dalam gelaran besar Peringatan Milad Ke-23 Pimpinan Daerah Badan Koordinasi Majelis Ta’lim Masjid (PD BKMM) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Tasikmalaya.

Perayaan yang penuh semangat ini mengusung misi strategis: menciptakan muslimah yang kompetitif, mempererat ukhuwah islamiyah, membangun kasih sayang sesama, serta siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di tengah pesatnya perkembangan zaman.

Hj Ai Rosidah MAg, selaku Ketua PD BKMM Kota Tasikmalaya, menekankan bahwa momen Milad ini menjadi penggerak semangat bagi seluruh jamaah majelis ta’lim. Ia menjelaskan bahwa acara ini sengaja dirancang untuk mengundang seluruh majelis ta’lim yang tersebar di Kota Tasikmalaya. “Hari ini adalah kesempatan penting, semoga semangat lillahi ta’ala dan ghirah (semangat juang) dalam mengembangkan pengajian semakin menguat di usia ke-23 ini,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan harapan agar solidaritas antar jamaah semakin kokoh. Saat ini, jumlah jamaah yang tercatat sekitar 2.000 orang, dan pihaknya menargetkan peningkatan signifikan ke depan. “PD BKMM harus lebih berdaya, jamaah harus solid. Kami berharap jumlah jamaah bisa terus bertambah,” tambahnya.

Tema besar yang diusung dalam Milad kali ini ditegaskan oleh Ketua Pelaksana, Hj N Vera Amelia MPd, sebagai upaya untuk mengangkat peran perempuan muslimah keluar dari stereotip domestik. Ia menekankan pentingnya perempuan tidak hanya terbatas pada urusan rumah tangga semata, seperti kasur, dapur, dan sumur. “Tapi harus berdaya saing dan aktif berkontribusi dalam menghadapi modernisasi saat ini,” tegasnya.

Agar suasana terasa lebih akrab namun tetap bernuansa keagamaan, acara dirancang dengan konsep yang berbeda dari biasanya. Peserta tidak mengenakan busana nasional, melainkan kaos seragam yang mencerminkan rasa kebersamaan. Rangkaian acara dimeriahkan dengan bazar, pentas seni bernuansa religi, serta pemberdayaan seluruh struktur PD BKMM, mulai dari tingkat pengurus cabang (PC) hingga ranting.

Vera Amelia menambahkan bahwa motivasi utama BKMM adalah membangkitkan kesadaran bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri, khususnya dari seorang ibu. “Ibu adalah madrasatul ula (sekolah pertama) bagi anak-anaknya. Ini harus digelorakan kepada seluruh kader. Harus dimulai dari contoh nyata kita dulu, agar para ibu bisa menjadi teladan bagi putra-putrinya,” ujarnya.

Di tengah arus digital dan tantangan degradasi moral generasi muda, Ketua MUI Kota Tasikmalaya, KH Aminudin Busthomi, turut memberikan doa dan dukungan. Ia berharap BKMM terus eksis dan menjadi wadah utama dalam pembinaan keumatan, khususnya bagi kaum ibu. “Semoga BKMM terus menjadi wadah kajian dan pembinaan umat, terutama bagi para ibu di tengah tantangan zaman,” harapnya.

Data Riset Terbaru:

Studi dari Kementerian Agama RI (2024) menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam majelis ta’lim meningkat 37% dalam lima tahun terakhir, terutama di wilayah Jawa Barat. Riset ini mencatat bahwa majelis ta’lim tidak hanya menjadi wadah spiritual, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi dan sosial perempuan. Di Tasikmalaya sendiri, terdapat lebih dari 150 majelis ta’lim aktif yang mayoritas dikelola oleh perempuan, dengan program mulai dari pelatihan keterampilan, pengelolaan keuangan syariah, hingga parenting berbasis nilai-nilai Islam.

Studi Kasus: Pemberdayaan Melalui Majelis Ta’lim di Kelurahan Kahuripan

Sebuah majelis ta’lim di Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, berhasil menginisiasi program “Rumah Produksi Hijab” yang dikelola sepenuhnya oleh jamaah perempuan. Dalam dua tahun terakhir, program ini mampu menyerap 45 tenaga kerja lokal dan menembus pasar online hingga ke luar pulau. Model ini menjadi contoh nyata bagaimana majelis ta’lim bisa menjadi motor penggerak ekonomi keluarga sekaligus menjaga nilai-nilai keagamaan.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

BKMM bukan sekadar wadah pengajian, melainkan agen transformasi sosial. Dalam konteks modern, peran perempuan muslimah harus dilihat secara holistik: sebagai pendidik utama di rumah, agen perubahan di masyarakat, dan pelaku ekonomi yang mandiri. Dengan memadukan nilai spiritual, keterampilan hidup, dan literasi digital, BKMM mampu menciptakan ekosistem pemberdayaan yang berkelanjutan.

Era digital yang penuh distraksi justru menjadi momentum bagi BKMM untuk hadir dengan pendekatan yang lebih humanis dan relevan. Dari sekadar tempat ngaji, majelis ta’lim kini bertransformasi menjadi ruang belajar, berkarya, dan memberi dampak sosial.

Perempuan bukan hanya harus hebat, tapi juga harus terlihat hebat. Bukan karena tuntutan dunia, tapi karena tanggung jawab besar yang diemban: mendidik generasi penerus dengan landasan iman, ilmu, dan amal. Saat seorang ibu bangkit, maka satu rumah tangga ikut bangkit. Saat seribu ibu bersatu, maka satu generasi bisa berubah. Inilah kekuatan nyata yang lahir dari barisan majelis ta’lim—kekuatan yang diam, tapi mengguncang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan