Peternak Domba Garut Bertahan di Era Digital dengan Kesiapan Menyambut Perubahan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dikenal secara luas karena memiliki genetik asli dari Kabupaten Garut, jenis domba dari daerah ini telah menyebar ke berbagai wilayah di luar Garut dan dibudidayakan secara luas. Keunikan serta keunggulan yang dimiliki domba Garut tidak hanya terlihat dari segi fisik, tetapi juga dari kemampuannya dalam berbagai ajang lomba, termasuk ketangkasan dan lomba patok yang baru-baru ini digelar di Garut.

Untuk memperluas jangkauan pemasaran, Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia Jawa Barat tengah merancang pasar digital khusus guna memfasilitasi penjualan domba Garut secara daring. Namun, rencana ini masih terus dibicarakan dengan para peternak setempat, mengingat sebagian besar dari mereka masih mengandalkan pasar fisik sebagai sarana utama transaksi.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut, Beni Yoga, menjelaskan bahwa meskipun digitalisasi menjadi tren, tidak sedikit peternak yang masih membutuhkan pasar konvensional. Ia menyampaikan, terutama untuk domba unggulan, banyak peternak mengharapkan adanya wadah fisik yang memungkinkan pembeli melihat dan meraba langsung kondisi domba sebelum membeli.

Menurut Beni, digitalisasi memang penting, tetapi domba unggulan yang dijual secara daring dinilai belum mampu merepresentasikan ciri fisik secara utuh. Oleh karena itu, pasar fisik tetap diperlukan, setidaknya untuk kategori ternak berkualitas tinggi. Meski demikian, pihaknya terus mendorong penerapan sistem digital, khususnya untuk peternak yang memproduksi domba sayur atau domba konsumsi.

“Kita mencoba mengarahkan peternak domba produksi ke platform digital,” ujarnya saat ditemui pada Minggu, 23 November 2025. Ia menekankan bahwa ketergantungan pada metode konvensional dapat membuat para peternak tertinggal, mengingat perkembangan teknologi yang semakin cepat dan pergeseran pola konsumsi masyarakat ke ranah digital.

Di sisi lain, Beni mengakui bahwa transaksi digital untuk skala kecil sebenarnya sudah mulai terjadi, meskipun masih terbatas pada komunitas tertentu. Ia menyebutkan adanya grup WhatsApp yang kerap digunakan untuk kegiatan transaksional antar peternak. Namun, upaya digitalisasi pasar domba Garut terus dilakukan melalui diskusi intensif dengan para pelaku usaha ternak, mengingat masih kuatnya preferensi terhadap metode konvensional di kalangan peternak.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Pusat Penelitian Peternakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2024 menunjukkan bahwa digitalisasi pertanian dan peternakan mampu meningkatkan omzet petani hingga 40% dibandingkan metode tradisional. Selain itu, riset dari Universitas Padjadjaran (2023) mencatat bahwa 68% konsumen urban kini lebih memilih membeli produk peternakan melalui platform digital karena faktor kemudahan, transparansi asal ternak, dan fitur pembayaran yang terintegrasi.

Studi Kasus: Pasar Digital Domba di Kuningan
Kabupaten Kuningan menjadi salah satu pelopor pasar digital ternak di Jawa Barat. Sejak diluncurkan pada 2022, platform “DombaKu.id” berhasil meningkatkan volume transaksi hingga 250% dalam dua tahun, dengan lebih dari 1.200 peternak terdaftar. Keberhasilan ini ditopang oleh integrasi fitur live video inspection, sistem verifikasi kesehatan ternak, dan layanan pengiriman door-to-door.

Transformasi digital di sektor peternakan bukan sekadar tren, melainkan keniscayaan yang menentukan masa depan peternak. Dengan memadukan kearifan lokal dan teknologi, domba Garut bisa menembus pasar nasional bahkan internasional. Saatnya peternak Garut bergerak maju: jangan tunggu dunia berubah, tapiubahlah dunia peternakan Indonesia dari Garut.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan