Peningkatan signifikan terlihat pada sektor usaha kuliner di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Banyak kafe serta rumah makan baru bermunculan, terutama di area Singaparna yang menjadi pusat aktivitas ekonomi warga. Perkembangan ini menunjukkan dinamika ekonomi lokal yang semakin hidup, namun menyisakan pertanyaan penting soal kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Aris Romdoni, selaku Ketua PK Kecamatan Sukarame, menilai pertumbuhan tersebut mencerminkan kemajuan daerah. Meski begitu, ia menekankan pentingnya pendataan dan kepatuhan pajak dari setiap pelaku usaha yang beroperasi. Ia mempertanyakan realisasi nyata terhadap penerimaan daerah dari sektor ini. Menurutnya, belum semua usaha kuliner tercatat secara resmi maupun memenuhi kewajiban retribusi sesuai ketentuan yang berlaku.
Ia juga mengungkapkan belum pernah melihat pemasangan papan informasi pajak di kafe atau rumah makan di Kabupaten Tasikmalaya, padahal praktik tersebut lazim diterapkan di Kota Tasikmalaya sebagai bentuk transparansi kepada konsumen sekaligus alat kontrol pemerintah. Kehadiran papan pajak ini tidak hanya simbol kepatuhan, tetapi juga sarana edukasi publik bahwa konsumsi makanan dan minuman dikenai pajak daerah.
Aris yang juga terlibat dalam FK-GMNU Kabupaten Tasikmalaya menilai pemerintah daerah masih kurang responsif dalam menggarap potensi PAD dari sektor usaha mikro dan menengah seperti kafe serta rumah makan. Fokus selama ini cenderung tertuju pada sumber pendapatan besar seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan sektor pariwisata, sementara potensi kecil yang tersebar luas justru terabaikan.
Potensi sektor informal memang kerap dipandang sebelah mata, padahal jika dikelola secara sistematis dan masif, kontribusinya bisa sangat besar. Ia mencontohkan sektor toko modern yang hingga kini masih bermasalah dalam hal perizinan dan pembayaran retribusi, meskipun regulasi sudah jelas. Menurutnya, pemerintah daerah cenderung baru bertindak tegas setelah muncul tekanan atau kritik dari masyarakat luas.
Studi banding yang pernah dilakukan DPRD Kabupaten Tasikmalaya ke sejumlah daerah maju pun dinilai belum ditindaklanjuti secara tuntas. Kunjungan kerja tersebut seharusnya menghasilkan kebijakan konkret, bukan sekadar agenda seremonial yang memboroskan anggaran. Dalam konteks efisiensi anggaran seperti saat ini, setiap kegiatan harus memberikan dampak nyata bagi tata kelola pemerintahan dan peningkatan pendapatan daerah.
Data Riset Terbaru:
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan RI (2024), sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menyumbang 61,1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Dari jumlah tersebut, usaha kuliner menjadi salah satu kontributor terbesar, tumbuh 12,3% secara tahunan. Sayangnya, baru sekitar 30% UMKM yang terintegrasi dalam sistem perpajakan resmi. Potensi penerimaan pajak dari sektor ini diperkirakan mencapai Rp17 triliun per tahun jika seluruh pelaku usaha terdata dan taat bayar pajak.
Studi Kasus:
Kota Bandung menjadi contoh sukses dalam optimalisasi PAD dari sektor kuliner. Melalui program “Pajak Restoran Tematik”, Pemkot Bandung berhasil meningkatkan penerimaan pajak dari sektor ini sebesar 38% dalam dua tahun terakhir. Strateginya meliputi digitalisasi pelaporan, pemasangan QR Code di tempat usaha, serta penerapan sanksi administratif bagi yang menunggak. Transparansi ditingkatkan dengan pemasangan stiker kepatuhan pajak yang mudah dilihat pelanggan.
Dengan potensi besar yang masih terpendam, Kabupaten Tasikmalaya memiliki peluang untuk meniru langkah serupa. Optimalisasi sektor kuliner tidak hanya menambah kas daerah, tetapi juga mendorong formalisasi usaha dan perlindungan konsumen. Dibutuhkan political will yang kuat, sistem yang transparan, serta kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Saatnya potensi kecil digarap secara serius, karena di balik setiap secangkir kopi dan sepiring nasi, tersimpan peluang besar bagi kemajuan daerah.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.