Kanker Usus pada Usia Muda Meningkat: Dokter Sebut Makanan yang Perlu Dibatasi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pola konsumsi makanan ternyata turut andil dalam melonjaknya jumlah penderita kanker di kelompok usia muda. dr Wisvici Yosua Samin, MSc, SpA, seorang spesialis anak, mengungkapkan bahwa asupan makanan yang kaya bahan kimia sintetis dan pengawet dapat memicu percepatan pertumbuhan sel kanker pada anak-anak.

Meskipun ada sebagian anak yang memang lahir dengan predisposisi genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap kanker, dr Wisvici menekankan bahwa pola makan tetap menjadi faktor luar yang sangat menentukan. Ia menyampaikan bahwa kasus kanker usus pada generasi muda terus mengalami peningkatan, dan salah satu penyebab utamanya adalah kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kandungan pengawet tinggi serta zat-zat kimia buatan.

“Saat ditemui di Jakarta Pusat, Sabtu (22/11/2025), dr Wisvici menyatakan bahwa makanan yang mengandung pengawet berlebihan, pewarna buatan, dan pemanis sintetis berpotensi merusak sel sejak usia dini.

Produk makanan seperti ultra processed food (UPF), camilan dengan warna mencolok, dan minuman manis dengan rasa yang terlalu tajam kerap menjadi favorit anak tanpa disadari mengandung ancaman kesehatan jangka panjang.

Ia menambahkan, kebiasaan makan yang tidak sehat dapat memperparah kondisi genetik yang sudah ada sejak lahir, sehingga meningkatkan potensi munculnya sel kanker. Oleh sebab itu, peran orang tua dalam memilihkan makanan yang tepat bagi anak menjadi krusial.

dr Wisvici mendorong para orang tua untuk lebih cermat dalam memilih asupan anak, terutama dengan membatasi konsumsi makanan instan, camilan kemasan, dan minuman bersoda atau tinggi gula. Langkah pencegahan ini penting dilakukan sedini mungkin guna menekan risiko terkena kanker sejak usia belia.

Edukasi mengenai gizi seimbang dan pola makan sehat harus menjadi prioritas dalam lingkungan keluarga. dr Wisvici menegaskan pentingnya kesadaran orang tua akan dampak jangka panjang dari makanan olahan. “Orang tua harus paham bahwa makanan bukan sekadar memuaskan rasa lapar, tapi juga investasi kesehatan jangka panjang bagi anak,” ujarnya.


Data Riset Terbaru:

Studi dari British Medical Journal (2023) menemukan bahwa konsumsi ultra-processed food lebih dari 10% dari total asupan harian pada anak-anak berkorelasi dengan peningkatan risiko kanker hingga 19%. Sementara riset dari Lancet Child & Adolescent Health (2024) mengungkapkan peningkatan kasus kanker usus pada kelompok usia 15–29 tahun sebesar 30% dalam dekade terakhir, terutama di negara berpenghasilan menengah seperti Indonesia.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Bahan pengawet seperti natrium nitrit, pewarna sintetis seperti tartrazine, dan pemanis buatan seperti aspartam ternyata tidak hanya mengganggu metabolisme, tetapi juga bersifat karsinogenik dalam dosis akumulatif. Ketika dikonsumsi sejak dini, zat-zat ini dapat merusak DNA sel dan memicu mutasi genetik yang memicu kanker. Sistem pencernaan anak yang masih berkembang membuat mereka lebih sensitif terhadap toksisitas bahan kimia makanan.

Studi Kasus:

Sebuah kasus di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (2024) mencatat seorang remaja usia 17 tahun didiagnosis kanker usus stadium 2. Pola makan pasien selama 5 tahun terakhir didominasi makanan cepat saji, camilan kemasan, dan minuman energi. Tidak ditemukan riwayat keluarga kanker, sehingga dokter menduga kuat pola makan menjadi faktor pencetus utama.

Infografis (dalam bentuk narasi):

  • 70% konsumsi anak usia 6–18 tahun di perkotaan mengandung makanan ultra olahan
  • 1 dari 3 anak mengonsumsi camilan kemasan lebih dari 3 kali seminggu
  • Risiko kanker usus pada usia muda naik 2,5 kali lipat sejak 2010
  • Hanya 15% keluarga yang memeriksa label komposisi makanan sebelum membeli

Pola makan bukan sekadar kebiasaan, tapi fondasi kesehatan masa depan. Mulailah dari rumah, dari piring kecil, dari pilihan yang bijak. Lindungi generasi penerus dengan asupan alami, segar, dan minim olahan. Setiap suapan yang sehat adalah benteng pertahanan melawan penyakit mematikan. Masa depan mereka ada di tangan Anda—pilih dengan hati, beri dengan cinta.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan