FKDT Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Gelar Khajanah sebagai Ajang Evaluasi Siswa-Siswi Diniah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kecamatan Ciawi menyelenggarakan Kompetisi Hasil Belajar Diniyah (Khajanah) ke-3 tingkat kecamatan. Ajang tahunan ini berlangsung pada Sabtu, 22 November 2025, bertempat di Pondok Pesantren Fathul Ulum, Kampung Kurnia, Desa Pakemitan. Pembukaan resmi dilakukan langsung oleh Kepala Desa Pakemitan, Yanto Susanto SH, yang turut didampingi perwakilan FKDT Kabupaten Tasikmalaya, Doni Ilham SSos.

Kegiatan yang diikuti puluhan peserta dari berbagai madrasah diniyah di wilayah Ciawi ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi pembelajaran, tetapi juga sebagai momentum penting dalam memacu kualitas pendidikan agama. Bariz Zamzam SPd, selaku Ketua FKDT Kecamatan Ciawi, menuturkan bahwa Khajanah kali ini bertujuan menilai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi diniyah, sekaligus mengukur efektivitas metode pengajaran yang diterapkan para guru.

Menurut Zamzam, hasil dari kompetisi ini akan menjadi dasar penentuan wakil Kecamatan Ciawi yang akan maju ke Khajanah tingkat Kabupaten Tasikmalaya pada 14 Desember 2025 di Kecamatan Sukarame. Ia berharap melalui ajang ini, semangat belajar para santri semakin terpacu, khususnya dalam menekuni ilmu-ilmu keagamaan di lembaga diniyah.

Khajanah tidak hanya bersifat kompetitif, tetapi juga edukatif dan sosial. Beragam materi dilombakan, mencakup hafalan dan tadabbur Al-Qur’an, pemahaman Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh Islam, Bahasa Arab, serta lomba praktik keagamaan seperti pidato dan kaligrafi. Semua bidang lomba dirancang untuk memperkuat fondasi keilmuan keagamaan sekaligus mempererat tali silaturahmi antar pelajar diniyah.

Zamzam menekankan bahwa Khajanah merupakan bagian dari upaya sistematis dalam peningkatan mutu pendidikan Islam. Selain sebagai ajang evaluasi, kegiatan ini diharapkan menjadi wadah penguatan khazanah intelektual Islam bagi para siswa, sehingga mereka tidak hanya menguasai aspek teoritis, tetapi juga mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Yanto Susanto SH, selaku Kepala Desa Pakemitan, menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme peserta dan panitia penyelenggara. Ia menilai Khajanah sebagai momentum strategis untuk mengukur capaian pembelajaran santri sekaligus memberikan penghargaan atas usaha mereka. Ia berharap seluruh peserta mampu menampilkan kemampuan terbaik dan meraih hasil yang memuaskan.

Studi kasus menunjukkan bahwa kompetisi serupa di Kecamatan Cipatujah tahun lalu berhasil meningkatkan partisipasi siswa diniyah sebesar 37% dan peningkatan rerata nilai ujian diniyah sebesar 22%. Data dari Dinas Pendidikan dan Kemenag Kabupaten Tasikmalaya (2024) mencatat terdapat lebih dari 1.200 siswa terdaftar di 45 lembaga diniyah takmiliyah se-Kabupaten Tasikmalaya, dengan tingkat kelulusan mencapai 94% pada ujian nasional diniyah.

Peningkatan kualitas diniyah tidak hanya bergantung pada kurikulum, tetapi juga pada stimulasi melalui kompetisi dan penghargaan. Riset terbaru dari Pusat Kajian Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati (2025) menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan secara rutin memiliki daya ingat konsep keagamaan 28% lebih tinggi dibandingkan yang tidak.

Khajanah bukan sekadar lomba, tetapi pijakan strategis dalam membangun generasi yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing. Dengan semangat ini, setiap hafalan yang dilantunkan, setiap tulisan Arab yang dilukis, dan setiap pemahaman fiqih yang dikemukakan menjadi benih peradaban Islam yang berkualitas. Teruslah belajar, teruslah berlomba dalam kebaikan, karena di tangan generasi muda inilah masa depan Islam di bumi Nusantara ditentukan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan