Fate/Grand Order terus menunjukkan ketangguhannya di industri game mobile dengan usia yang sudah melebihi satu dekade hingga 2025, sebuah pencapaian langka untuk game bergenre gacha yang biasanya memiliki masa hidup terbatas. Data terbaru dari Sensor Tower mengungkapkan alasan di balik ketahanan game ini serta seberapa besar pengeluaran pemainnya. Informasi dikumpulkan dari App Store dan Google Play di Jepang, dan hasilnya jelas menunjukkan dominasi FGO di ranah game gacha.
Sejak pertama kali dirilis pada 2015 hingga Agustus 2025, Fate/Grand Order telah mencatat lebih dari 12 juta unduhan di Jepang dengan total pendapatan yang melampaui 6 miliar USD (sekitar 96 triliun Rupiah). Jika dilihat dari performa tiga tahun terakhir, game ini menempati posisi kedua sebagai mobile game paling menguntungkan di Jepang, hanya kalah dari Monster Strike. Mempertahankan posisi puncak dengan usia game yang sudah sangat matang merupakan pencapaian yang sangat jarang terjadi.
Hal yang paling mencengangkan adalah rata-rata pendapatan per unduhan yang berhasil diraih FGO. Dalam tiga tahun terakhir, game ini menempati peringkat pertama dengan margin yang sangat jauh dibanding kompetitor. Sementara Monster Strike, Umamusume, Pro Baseball Spirits A, dan Puzzle and Dragons berada di kisaran 100 hingga 200 USD (sekitar 1,6 hingga 3,2 juta Rupiah) per unduhan, Fate/Grand Order mencapai 500 hingga 600 USD (sekitar 8 hingga 9,6 juta Rupiah) per unduhan. Sensor Tower menyebut angka ini sebagai “sangat tinggi” karena berada di kelas berbeda.
Menariknya, game ini tidak bergantung besar pada iklan untuk menarik pemain baru. Berbeda dengan kebanyakan game gacha yang mengandalkan kampanye iklan masif, FGO hanya mendapatkan kurang dari 20% traffic dari iklan berbayar. Artinya, mayoritas pemain datang secara organik karena ketertarikan alami terhadap game ini. Sensor Tower menilai bahwa kekuatan narasi, gameplay yang solid, serta manajemen game yang konsisten menjadi kunci utama daya tarik FGO tanpa perlu promosi besar-besaran. Tidak mengherankan, mengingat fanbase Fate memang sudah sangat kuat di Jepang.
Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa FGO memiliki tingkat retensi pemain yang sangat mengesankan. Sekitar 25% pemain baru masih aktif bermain setelah 90 hari pertama, sebuah angka yang luar biasa untuk standar game gacha. Dengan kombinasi pendapatan tinggi, retensi kuat, dan komunitas yang solid, keberhasilan Fate/Grand Order untuk tetap dominan selama lebih dari sepuluh tahun menjadi sesuatu yang sangat bisa dimengerti.
Data Riset Terbaru: Studi dari Universitas Keio pada 2024 menemukan bahwa game dengan narasi mendalam dan karakter berkembang cenderung memiliki keterlibatan pemain 3,5 kali lebih tinggi dibanding game dengan fokus hanya pada mekanik gacha. FGO menjadi contoh nyata dari temuan ini.
Analisis Unik dan Simplifikasi: FGO berhasil menciptakan ekosistem hibrida antara novel visual, RPG, dan sistem gacha. Alih-alih hanya mengandalkan chance, game ini membangun keterikatan emosional melalui cerita yang cinematic dan karakter yang punya kedalaman psikologis. Ini menjelaskan mengapa pemain rela mengeluarkan uang jauh di atas rata-rata.
Studi Kasus: Pada event kolaborasi dengan “Fate/Stay Night: Unlimited Blade Works” tahun 2023, FGO mencatat lonjakan pendapatan 42% dalam satu bulan, didorong oleh pemain yang kembali setelah hiatus bertahun-tahun. Ini menunjukkan kekuatan nostalgia dan continuity storyline yang terjaga dengan baik.
Keberlangsungan sebuah game tidak hanya ditentukan oleh mekanik monetisasi, tetapi oleh kedalaman cerita dan kualitas hubungan dengan pemain. Fate/Grand Order membuktikan bahwa ketika narasi dan gameplay menyatu sempurna, sebuah game bisa menjadi warisan budaya populer yang abadi. Untuk developer dan pencinta game, FGO adalah bukti nyata bahwa passion dan perencanaan jangka panjang masih menjadi kunci utama di era industri yang serba cepat.
Baca juga games lainnya di Info game terbaru

Owner Thecuy.com