Wanita Berusia 30-an di Amerika Serikat Mengalami Stroke Akibat Pijat Kretek

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang wanita di negeri Amerika Serikat mengalami serangkaian gangguan stroke sebanyak lima kali. Kondisi ini timbul setelah ia melakukan tiga kali sesi perawatan chiropractic pada bagian lehernya. Hasil pemeriksaan dengan CT scan mengungkapkan adanya diseksi pada arteri vertebralis di kedua sisi lehernya. Hal ini memaksa wanita berusia tiga puluh tahun tersebut untuk menerima injeksi pengencer darah.

Menurut sumber Medical News Today, chiropractic melibatkan teknik seperti peregangan, pemberian tekanan, dan manipulasi dengan sentuhan mendorong pada sendi. Tujuan utama perawatan ini adalah untuk mengurangi nyeri, mengembangkan kembali fungsi, serta meningkatkan kualitas pergerakan.

Efek samping yang ringan dan sementara, seperti kesulitan nyaman, kekakuannya, atau munculnya sakit kepala, bisa muncul. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, perawatan ini juga berpotensi menyebabkan efek samping yang lebih serius, misalnya cedera kulit belakang, diseksi arteri, hingga stroke.

Peluang terkena stroke setelah melakukan chiropractic relatif rendah. Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa metode ini bisa menaikkan risiko stroke pada sebagian orang, terutama saat menjalani manipulasi pada tulang belakang. Studi kasus ilustratif dan tinjauan pustaka tahun 2018 juga menemukan bahwa individu dengan risiko tinggi menderita diseksi arteri vertebralis mungkin mengalami risiko stroke lebih besar, jika mereka menjalani jenis tertentu dari penyesuaian kiropraktik. Diseksi arteri vertebralis adalah kondisi dimana salah satu pembuluh darah utama di leher mengalami robekan.

Menurut Mollie McDermott, ahli saraf dari Michigan Medicine, meskipun risiko ini tidak umum, namun tetap perlu diperbincangkan. Diseksi arteri vertebralis terjadi ketika lapisan dalam arteri vertebralis, yang terletak di bagian belakang leher, mengalami robekan. Arteri ini merupakan salah satu dari empat pembuluh darah besar yang bertugas memasok darah ke otak.

Setelah robekan terjadi, darah bisa memasuki dinding arteri dan membentuk bebatuan darah. Potongan dari bebatuan tersebut bisa lepas dan menyebabkan stroke, atau dinding arteri yang melebar bisa menghambat aliran darah sampai menyebabkan stroke.

McDermott menjelaskan bahwa diseksi arteri vertebralis, tanpa memandang penyebabnya, berbahaya karena dapat memengaruhi aliran darah di pembuluh yang menuju otak, yang berpotensi menyebabkan stroke. Ia biasanya memanfaatkan kesempatan ini untuk memberitahu pasien tentang kemungkinan hubungan antara manipulasi kiropraktik yang agresif dengan stroke.

Gejala akibat diseksi dapat muncul beberapa jam atau bahkan beberapa minggu setelah pembuluh darah mengalami cedera. Beberapa tanda-tanda stroke akibat diseksi arteri vertebralis meliputi bicara yang tak teratur, hilangnya sensasi atau kelemahan pada sisi tubuh, vertigo atau kesulitan berjalan, kesulitan menelan, serta nyeri leher, khususnya di sisi yang sama dengan diseksi.

Bagi Anda yang sering mengalami nyeri leher atau masalah sendi, penting untuk mempertimbangkan risiko dan manfaat dari chiropractic. Konsultasi dengan ahli kesehatan sebelum memutuskan untuk melakukan perawatan ini adalah langkah bijak. Ingat, kesehatan leher dan otak adalah aset yang tidak boleh diragukan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan