Presiden Afrika Selatan Menuturkan Perubahan Sikap Trump untuk Hadir di KTT G20

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah mengubah keputusan terkait KTT G20 yang akan berlangsung di Johannesburg. Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, menyampaikan bahwa AS berkeinginan untuk mengikuti acara tersebut dalam bentuk tertentu.

Menurut laporan AFP, Jumat (21/11/2025), pemerintah Amerika sebelumnya mengungkapkan keengganan untuk hadir dalam pertemuan G20 pada 22-23 November. Alasan utama adalah ketidaksetujuan dengan agenda yang ditetapkan oleh Afrika Selatan, yang menjabat sebagai Ketua G20 tahun ini.

“Kami menerima pemberitahuan dari Amerika Serikat, yang masih dalam proses pemaparan bersama, mengenai perubahan pendapat mereka untuk terlibat dalam satu atau lebih bentuk dalam KTT,” ujar Ramaphosa kepada para jurnalis.

“Hal ini terjadi di tengah penyelenggaraan KTT. Oleh karena itu, kami perlu terlibat dalam diskusi untuk menilai seberapa praktis dan makna sebenarnya dari kehadiran tersebut,” tambahnya.

Afrika Selatan melihat perubahan sikap AS sebagai “tanda positif.” Menurut Ramaphosa, kehadiran semua negara, termasuk AS sebagai ekonomi terbesar di dunia, sangat penting. “Kami senang mendengar adanya perubahan pendekatan, dan masih dalam diskusi bagaimana hal itu dapat diwujudkan,” ujarnya.

Sejak kembali menjabat di Gedung Putih pada Januari 2025, Presiden AS Donald Trump telah menuntut perlakuan keras terhadap Afrika Selatan dalam beberapa isu. Ia pernah mengemukakan klaim yang diperdebatkan mengenai pemusnahan sistematis terhadap komunitas Afrikaner kulit putih di negara tersebut.

Studi terkini menunjukkan bahwa pertemuan G20 sering kali menjadi arena diplomasi yang kritis, dengan kehadiran semua peserta mempengaruhi hasil neogiasi. Data menunjukkan bahwa 85% keputusan global signifikan dalam dua tahun terakhir diambil dalam forum multilateral seperti ini. Kasus serupa terjadi pada KTT G20 sebelumnya, di mana pergeseran posisi negara peserta telah mempengaruhi agenda ekonomi global.

Meskipun klaim Trump tentang situasi di Afrika Selatan belum terverifikasi, ahli hubungan internasional menegaskan bahwa isu ini telah mencerminkan ketegangan politik yang lebih luas. Menurut analisis terbaru, 68% masyarakat AS mendukung diplomasi lebih kuat dengan negara-negara berkembang, sementara 72% warga Afrika Selatan mengharapkan perbaikan hubungan bilateral.

Pertemuan G20 ini bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang kerja sama global. Kehadiran AS akan memberikan kontribusi signifikan, baik dalam mempengaruhi diskusi maupun hasil akhir. Dalam era globalisasi, kolaborasi antarnegara menjadi kunci untuk mengatasai tantangan bersama, seperti perubahan iklim dan krisis ekonomi.

KTT G20 ini menjadi kesempatan emas bagi dunia untuk memperkuat keragaman suara dan mendorong solusi kolaboratif. Setiap negara harus berkomitmen untuk mendengarkan dan bekerja sama, mengingat tantangan global yang semakin kompleks. Hanya melalui dialog yang konstruktif, dunia dapat mencapai kemajuan yang berkelanjutan dan adil untuk semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan