Prabowo Dirisau Siswa Saat Kunjungan, Pemerintah Siap Tanggapi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah merespon permintaan Presiden Prabowo Subianto tentang penanganan penyambutan selama kunjungan kerja. Pemerintah pusat berencana mengikuti arahan yang telah diberikan Presiden untuk menghindari pengerahan siswa dalam acara sambutan tersebut.

Menurut Kapuspen Kemendagri, Benni Irawan, pihaknya siap mengeluarkan surat edaran (SE) jika diperlukan. Hal ini dilakukan untuk memberikan petunjuk kepada pemerintah daerah (Pemda) agar dapat menindaklanjuti perintah tersebut. “Namun, jika diperlukan, Kemendagri bersedia menerbitkan SE sebagai bentuk pembinaan dan pengawasan umum terhadap Pemda,” kata Benni.

Dalam kunjungan kerja sebelumnya untuk meresmikan Jembatan Kabanaran di Bantul, Prabowo Subianto telah memberikan instruksi agar siswa tidak perlu menyambut kedatangannya di pinggir jalan. Presiden menugaskan Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, untuk menyurati semua bupati dan wali kota terkait hal ini. “Saya minta Sekretaris Kabinet menyurati semua bupati dan wali kota. Jika saya datang untuk kunjungan kerja, mohon jangan mengerahkan anak-anak sekolah untuk menyambut saya. Biarkan mereka tetap di sekolah masing-masing,” ucap Prabowo.

Meski begitu, Prabowo mengaku terharu dengan sambutan siswa, tetapi ia berpikir bahwa hal tersebut tidak sehat bagi mereka. “Saya sangat terharu dengan sambutan siswa, tetapi saya merasa kasihan karena mereka harus menunggu lama di bawah panas. Kadang konvoi saya berjalan cepat, sehingga saya tidak sempat berhenti untuk menyambut mereka,” jelas Prabowo.

Oleh karena itu, Prabowo meminta kepala daerah untuk tidak lagi mengerahkan siswa saat kunjungannya. Ia mengusulkan agar siswa menikmati kedatangannya melalui televisi. “Jika ada yang ingin melihat, bisa melalui TV. Jika saya ingin bertemu, saya akan langsung masuk ke ruang kelas. Jika cuaca tidak terlalu panas atau waktu menunggu tidak terlalu lama, tidak masalah,” tambah Prabowo.

Meskipun Prabowo meminta menghentikan pengerahan siswa, beberapa daerah masih melakukan hal tersebut. Contohnya, di Jawa Timur, beberapa sekolah masih mengerahkan siswa untuk menyambut kunjungan resmi. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseragaman dalam penerapan kebijakan baru ini.

Pada tahun 2025, beberapa studi menunjukkan bahwa pengurangan aktivitas sejenis ini dapat meningkatkan produktivitas sekolah. Siswa yang tidak terganggu oleh kegiatan ekstra sekolah dapat lebih fokus pada pembelajaran. Pengurangan pengeluaran pemerintah juga menjadi manfaat tambahan, karena biaya logistik yang besar dapat dijadikan untuk kebutuhan pendidikan lainnya.

Meskipun ada tantangan dalam penerapan kebijakan ini, langkah ini dianggap positif untuk kesejahteraan siswa. Dengan memastikan mereka tetap di sekolah, pemerintah dapat menjamin bahwa pendidikan tidak terganggu. Prabowo Subianto telah menunjukkan perhatiannya terhadap kesejahteraan anak sekolah, dan ini harus diapresiasi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan