Investasi Rp 22,37 T untuk Proyek Pengembangan Mobil Beremisi Rendah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

15 perusahaan telah menyuntikan investasi sebesar Rp 22,37 triliun untuk berpartisipasi dalam program kendaraan rendah emisi karbon (LCEV), seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 36 tahun 2021. Setia Diarta, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut telah memproduksi berbagai jenis kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan. Produk-produk ini meliputi Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), kendaraan listrik hibrida (HEV), kendaraan listrik hibrida yang dapat diisi daya (PHEV), dan kendaraan listrik baterai (BEV). Dalam acara peletakan batu pertama Pabrik Bosch di Cikarang, Jawa Barat, pada Rabu (19/11/2025), Diarta, yang dikenal dengan panggilan Tata, menjelaskan bahwa 15 perusahaan telah terlibat dalam program ini dan memproduksi berbagai jenis kendaraan rendah emisi, termasuk KBH2, HEV, PHEV, dan BEV.

Sampai dengan September 2025, total produksi kendaraan LCEV sejak tahun 2022 mencapai 878 ribu unit. Dalam proses ini, terlibat 274 industri komponen lokal, dan program ini telah memberikan lapangan kerja kepada 182.348 pekerja hingga Agustus 2025. Menurut Diarta, program ini telah memiliki dampak yang signifikan dalam menyerap tenaga kerja di sektor industri. Di acara yang sama, Tata menantang agar pembangunan pabrik baru PT Robert Bosch Indonesia di Cikarang bisa memberikan kontribusi besar dalam mendukung pelaksanaan program LCEV. Hal ini penting karena peserta program ini diharapkan memenuhi aturan TKDN tertentu untuk kategori BEV, serta melokalisasi komponen utama dan komponen pendukung untuk kategori non-BEV.

Bosch merayakan peletakan batu pertama untuk fasilitas manufaktur terbarunya di Deltamas Industrial Estate, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Fasilitas ini, yang dirancang dengan konsep modular inovatif, akan mendukung pertumbuhan perusahaan di Indonesia. Dibangun di atas lahan seluas 82.000 meter persegi, fasilitas ini akan dikembangkan secara bertahap untuk memperluas produksi Bosch secara signifikan di negara ini. Fasilitas baru ini akan menggantikan pabrik Bosch yang sudah ada di Cikarang, yang saat ini memproduksi komponen otomotif dan perangkat elektronik. Selain itu, fasilitas baru ini akan lebih luas dan akan memproduksi berbagai produk teknologi bangunan. Fasilitas manufaktur Bosch ini menjadi yang pertama yang menerapkan konsep modular, memungkinkan berbagai unit bisnis dari sektor usaha Bosch yang berbeda beroperasi secara bersamaan dengan proses produksi dan teknologi yang berbeda. Pirmin Riegger, Managing Director Bosch Indonesia, menyatakan bahwa fasilitas ini tidak hanya memperluas kapasitas, tetapi juga merevolusi cara Bosch beroperasi di Indonesia. Unit bisnis dapat dengan mudah dan cepat membangun serta memperluas lini produksi mereka sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Selain investasi yang signifikan dalam program LCEV, perusahaan-perusahaan juga berkomitmen untuk meningkatkan kontribusi dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan. Dengan adanya pembangunan pabrik Bosch yang lebih canggih, diharapkan akan mendorong inovasi dan efektivitas dalam produksi kendaraan rendah emisi. Program ini tidak hanya mendorong pertumbuhan industri lokal tetapi juga memberikan dampak positif pada pelestarian lingkungan dan penciptaan lapangan kerja. Dengan demikian, upaya ini menunjukkan komitmen industri untuk bertransisi menuju kemajuan yang lebih berkelanjutan.

Kemajuan yang dicapai dalam pembangunan fasilitas manufaktur baru menunjukkan potensi besar bagi industri otomotif Indonesia. Dengan adanya investasi besar dan teknologi yang canggih, diharapkan akan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. Selain itu, partisipasi industri komponen lokal dalam program ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan demikian, program LCEV tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi, tetapi juga pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Kesempatan ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan, sehingga dapat bersaing di tingkat internasional. Dengan demikian, program ini bukan hanya tentang mengurangi emisi karbon, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan maju.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan