Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Energi Bersih untuk Meningkatkan Industri Aluminium Domestik

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kebutuhan aluminium di Indonesia terus berkembang pesat, didorong oleh pertumbuhan sektor konstruksi, manufaktur, dan pengembangan industri kendaraan listrik. Ini menjadikan pengamanan pasokan aluminium sebagai faktor strategis penting bagi negara.

Dalam konteks ini, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), yang beroperasi di Sumatera Utara sejak 1976, telah menunjukkan kinerja yang konsisten meski menghadapi fluktuasi pasar global. Perusahaan ini memanfaatkan energi listrik dari dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sungai Asahan, yang sumber airnya berasal dari Danau Toba. Hal ini mendukung konsep green smelter yang sudah menjadi tren global.

Selain fokus pada efisiensi energi, INALUM juga aktif dalam kegiatan konservasi lingkungan. Pada 2024, mereka telah menanam lebih dari 871 ribu pohon di area seluas 2.200 hektare untuk menjaga stabilitas ekosistem Danau Toba. Selain itu, perusahaan ini juga menargetkan pembenahan lahan kritis seluas 500 hektare.

“Pada tahun 2025, PT Inalum berencana menanam pohon di area kritis, sangat kritis, dan potensi kritis seluas 500 hektare,” ujar Kepala Grup Layanan Strategis PT INALUM Daniel JP Hutauruk, seperti dikutip dari Antara, Senin (17/11/2025).

Inovasi teknologi juga menjadi salah satu kunci keberhasilan perusahaan ini. Modifikasi turbin PLTA yang dilakukan telah menghasilkan penghematan air sebesar 35 juta meter kubik per tahun dan penambahan energi sebesar 20.168 MWh. Selain itu, perusahaan juga aktif dalam proses hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk di dalam negeri, sesuai dengan visi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.

INALUM juga memainkan peran penting dalam mengembangkan rantai nilai aluminium nasional, karena mampu memproses bauksit menjadi alumina hingga aluminium. Keberadaan lebih dari 4.000 tenaga kerja, di mana 80% berasal dari Sumatera Utara, juga memberikan keunggulan dalam memahami konteks lokal dan menjaga keberlanjutan operasional.

“Jumlah karyawan organik saat ini sekitar 1.820 orang, sementara tenaga sourcing dan outsourcing mencapai 1.970 orang. Total tenaga kerja di INALUM hampir mencapai 4.000 orang, dengan 80% di antaranya berasal dari sekitar perusahaan,” kata Ismadi, seperti dikutip dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM).

Kultur inovasi juga ditanam kuat di dalam INALUM. Setiap tahun, ratusan karyawan mengikuti Technology Innovative Seminar (TIS), ajang yang menghasilkan berbagai ide teknis yang berpengaruh langsung. Misalnya, penggunaan Robotic Servo Arm untuk keselamatan kerja, pengembangan bahan bakar yang lebih bersih, hingga perbaikan tungku peleburan yang dapat meningkatkan produksi hingga 110 ton per tahun.

Melalui inovasi tersebut, INALUM berhasil mengingatkan produksi aluminium mencapai All Time High (ATH) pada 2024 dengan output 275.000 ton per tahun. Pada tahun 2025, TIS yang diikuti oleh 166 peserta kembali menargetkan peningkatan teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 450.000 ton per tahun.

Direktur Operasi INALUM Ivan Emirsyam mengaku bangga dengan komitmen insan INALUM. “TIS bukan hanya kompetisi ide, tetapi melambangkan semangat perubahan yang tumbuh di seluruh lini. Melalui inovasi, INALUM meningkatkan daya saing, efisiensi, dan komitmen terhadap keberlanjutan dan industri hijau,” katanya.

Dengan semangat inovasi, sumber daya energi hijau, dan kerjasama yang erat, INALUM terus memperkuat posisi sebagai pemain utama dalam industri aluminium nasional. Kinerja yang konsisten selama hampir setengah abad ini bukan hanya hasil dari teknologi mutakhir atau investasi besar, tetapi juga due to dedikasi karyawan yang terus berinovasi.

Bagi industri di Indonesia, INALUM memberikan contoh yang inspiratif tentang bagaimana perusahaan dapat beradaptasi, berinovasi, dan tetap berkomitmen pada keberlanjutan. Dengan visi yang jelas dan strategi yang kuat, perusahaan ini terus menjadi pelopor dalam mengembangkan industri aluminium yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan