Menteri Lingkungan Hidup Menyatakan Capaian Perdagangan Karbon Indonesia di COP30 Sebesar Rp 7 Triliun

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Paviliun Indonesia di COP30 di Brasil sedang giat melakukan pembicaraan dengan negara lain untuk mereduksi emisi melalui sistem perdagangan karbon. Saat ini, nilai transaksi yang tercatat mencapai sekitar Rp 7 triliun. “Angka ini pasti akan terus berkembang. Sebelumnya, nilai yang mencapai Rp 7 triliun mungkin saja naik lagi, karena ada beberapa faktor yang bisa mendorong pertumbuhan, walaupun sekarang jumlah karbon yang terlibat mencapai 14,5 juta ton CO2,” kata Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq saat dijumpai di COP30, Selasa (18/11).

Menurut Hanif, minat dalam perdagangan karbon di Indonesia terus mengalami peningkatan. Total potensi karbon yang ada saat ini mencapai 14,5 juta ton CO2 ekuivalen. “Kami juga menerima informasi terkait Carbon Connection dan Carbon Action, di mana ada minat pembeli yang mencapai 2,5 juta CO2 ekuivalen. Sebelumnya, minat hanya sekitar 1,5 juta, sekarang sudah naik menjadi 2,5 juta ekuivalen. Selain itu, ada juga Framework Agreement yang mencapai 12 juta ekuivalen,” jelasnya.

Hingga COP30 selesai pada 21 November 2025, Indonesia akan terus melakukan negosiasi dan menjelaskan upaya-upaya dalam menghadapi perubahan iklim. “Kita tetap akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mempertahankan negosiasi dan membagikan usaha yang sudah dilakukan pemerintah, termasuk dalam pengurangan emisi,” tutupnya.

Sebelumnya, PLN dan perusahaan Norwegia, Global Green Growth Institute (GGGI), telah menandatangani MoU terkait perdagangan karbon pada Kamis (13/11). Nilai transaksi yang terlibat mencapai Rp 12 juta ton CO2e. “Hari ini kami merayakan momen historis ini yang penting bagi kerja sama Indonesia dan Norwegia, serta membuktikan bahwa kita bisa menjadi pemimpin dalam menerapkan perdagangan karbon berdasarkan Pasal 6 Perjanjian Paris,” ujar Hanif. “Untuk Indonesia, ini juga sangat berarti, karena negara kami telah terbukti bisa mendukung target global dalam pengurangan emisi gas rumah kaca,” tambahnya.

Perdagangan karbon merupakan salah satu strategi utama Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 7 triliun dan potensi karbon yang mencapai 14,5 juta ton CO2, Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dalam upaya global untuk menghadapi perubahan iklim. Kerja sama dengan negara lain, seperti Norwegia, juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam perdagangan karbon. Upaya ini tidak hanya menguntungkan lingkungan, tetapi juga ekonomi negara melalui pendapatan dari transaksi karbon.

Indonesia terus berperan aktif dalam COP30 dengan membagikan pengalaman dan inovasi dalam pengurangan emisi. Dengan dukungan global dan kerangka kerja yang kuat, negara ini berpotensi menjadi contoh bagi negara lain dalam penerapan mekanisme perdagangan karbon. Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, kerjasama internasional dan komitmen yang kuat menjadi kunci sukses.

Investasi dan inovasi dalam teknologi hijau juga diperlukan untuk mendukung upaya pengurangan emisi. Dengan mengembangkan sistem perdagangan karbon yang transparan dan efektif, Indonesia bisa mengoptimalkan manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan. Mari terus mendukung dan berpartisipasi dalam upaya pengurangan emisi, baik melalui sistem perdagangan karbon maupun gaya hidup yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan