Pemuda di Condet Ditikam hingga Tewas Akibat Asmara

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang remaja berinisial MNF (19 tahun) mengalami nasib tragis setelah mengalami penyiksaan oleh pelaku yang bernama RS (20 tahun) di Jalan Raya Condet, wilayah Jakarta Timur. Insiden ini terjadi akibat perselisihan asmara antara ketiga individu tersebut.

Saat kejadian, yang terjadi pada Senin (17/11) sekitar pukul 17.40 WIB, pelaku telah ditangkap oleh petugas keamanan. Selain MNF, korban lain bernama MH (19 tahun) juga mengalami luka parah akibat tiga tusukan pada bagian punggung, baik sisi kanan maupun kiri. Informasi ini disampaikan oleh AKBP Dicky Fertoffan, Kepala Subdit Reskrim Polres Metro Jaktim, pada Selasa (18/11/2025).

Konflik ini dimulai dari permasalahan pribadi yang melibatkan MH dan pelaku, terutama terkait dengan hubungan asmara. “Situasi semakin memanas karena adanya rasa cemburu terhadap keterlibatan teman perempuan mereka,” terang Dicky.

Kedua korban mencoba menemui pelaku untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi gagal karena pelaku tidak berada di kosnya saat mereka tiba. Pada saat pulang, mereka bertemu pelaku dekat tempat kejadian dan terjadi pertikaian. Dalam kondisi terganggu, pelaku langsung menyerang keduanya dengan senjata tajam jenis sangkur yang ia persiapkan sebelumnya.

Saksi mata yang hadir mengungkapkan bahwa mereka mendengar teriak kesakitan dan segera keluar untuk menolong. Mereka menemukan kedua korban tertulang darah di tanah. Pelaku dan senjata berupa sangkur langsung diamankan oleh warga sebelum diserahkan kepada polisi.

MNF dinyatakan meninggal dunia dan mayatnya dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk autopsi. Sementara MH masih dalam perawatan medis di tempat yang sama. Pelaku saat ini masih dalam tahanan dan akan diperiksa lebih lanjut. Kasus ini akan diproses sesuai dengan hukum Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, serta Pasal 351 ayat 3 KUHP.

Pada tahun 2024, data Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya peningkatan kasus kekerasan berdarah di Jakarta akibat permasalahan asmara. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti tekanan sosial, ketidakseimbangan emosi, dan kurangnya pengendalian emosi. Pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mengurangi insiden ini, seperti pelatihan manajemen emosi dan kampanye kesadaran akan dampak negatif kekerasan.

Kasus ini menjadi contoh penting tentang bagaimana kesalahpahaman dan emosi yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan kerugian besar. Pentingnya komunikasi yang efektif dan pengendalian emosi tidak boleh diabaikan dalam menghadapi konflik. Jangan biarkan perasaan negatif menguasai pikiran, karena solusi damai selalu lebih baik daripada konsekuensi tragis yang tak dapat dipulihkan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan