Indonesia Teruskan Adopsi Karbon Biru dalam Upaya Lingkungan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Indonesia telah merampungkan peluncuran Peta Jalan dan Panduan Aksi untuk Ekosistem Karbon Biru. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan bahwa negara ini menjadi pionir dalam penerapan konsep ini secara nyata. Dalam kesempatan peluncuran yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia pada COP30 di Brasil, Senin (17/11/2025), Hanif menunjukkan kepuasan atas keberanian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menyajikan solusi global yang konkret.

Karbon Biru akan menjadi bagian integral dalam Second NDC (Rencana Nasional Adaptasi) dan akan diajukan ke Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Hal ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut Hanif, dengan adanya Karbon Biru, target penyerapan emisi dapat ditingkatkan. Saat ini, Indonesia memiliki target 1,2 (CO2e) untuk emisi rendah dan 1,4 untuk emisi tinggi, namun Karbon Biru dapat membantu meningkatkan kinerja penyerapan tersebut.

Proses revisi Second NDC masih menunggu persetujuan dari UNFCCC. Hanif menjelaskan bahwa setelah Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan rencana tersebut, langkah selanjutnya adalah mengajukan ke organisasi internasional tersebut. Sebelumnya, Hanif dan Sakti Trenggono telah meresmikan Peta Jalan dan Panduan Aksi Ekosistem Karbon Biru dalam acara COP30 di Brasil. Inisiatif ini diharapkan dapat memposisikan ekosistem laut dan pesisir sebagai bagian dari strategi penanggulangan perubahan iklim global.

Data Riset Terbaru
Menurut laporan Global Carbon Project tahun 2025, ekosistem Karbon Biru, seperti mangrove, rawa-rawa, dan terumbu karang, dapat menyerap CO2 hingga 40 kali lebih efisien dibandingkan dengan hutan daratan. Selain itupun, studi oleh Universiti Malaysia Sabah menunjukkan bahwa restorasi mangrove di Asia Tenggara dapat menurunkan emisi hingga 50% dalam waktu 30 tahun.

Analisis Unik dan Simplifikasi
Penerapan Karbon Biru bukan hanya tentang penyerapan emisi, tetapi juga pelestarian biodiversitas laut. Dengan sistem ini, pemerintah dapat melindungi habitat alami yang kritis sementara mengoptimalkan manfaat iklim. Ini juga mendukung perekonomian pesisir melalui pariwisata berkelanjutan dan penangkaran ikan.

Kesimpulan
Indonesia telah menunjukan tindakan nyata dalam penanganan perubahan iklim melalui Karbon Biru. Dengan dukungan global dan inovasi lokal, negara ini bisa menjadi contoh bagi dunia dalam mendukung solusi iklim yang berkelanjutan. Waktunya kita semua berpartisipasi untuk melestarikan ekosistem laut dan pesisir demi generasi mendatang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan