Bandara Wiriadinata di Kota Tasikmalaya Tetap Aktif Meskipun Tidak Memiliki Jadwal Penerbangan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di ruangan penumpang Bandara Wiriadinata yang sepi, suara segak sepatu petugas kebersihan yang berjalan di lantai menjadi satu-satunya bunyi yang terduga. Pada suatu pagi, seorang pekerja kebersihan secara rutin menghapus debu halus yang menempel di meja check-in, tempat yang pernah dipenuhi oleh penumpang yang menunggu giliran untuk registrasi. Di sisi lain, rekan kerja lainnya mengepol permukaan counter pemeriksaan keamanan, memastikan bahwa kaca, logam, dan panel kecil di sudut meja tetap bersih dan bersinar walaupun tidak digunakan selama dua tahun terakhir.

Gambaran tersebut menunjukkan perbedaan yang menarik: gedung bandara yang sunyi, namun tetap dirawat dengan baik sebagai persiapan jika suatu saat pesawat komersial akan kembali mendarat. Untuk masyarakat yang tidak melihat langsung kondisi bandara, kemungkinan akan membayangkan fasilitas ini sudah ditinggalkan. Namun, kenyataannya justru sebaliknya—Bandara Wiriadinata terus dijaga dengan baik, siap untuk operasi kapan pun diperlukan. Inisiatif untuk mengembalikan konektivitas udara di wilayah Priangan Timur telah menjadi sorotan kembali, terutama setelah Pemerintah Kota Tasikmalaya menyatakan niat untuk menghidupkan kembali Bandara Wiriadinata. Meskipun terlihat sepi, bandara ini tetap dalam kondisi optimal.

Komandan Lanud Wiriadinata, Letkol Pnb Al Izar Inosanto MHan, menegaskan bahwa aspek teknis bandara selalu dijaga dengan baik. “TNI AU selalu memberikan dukungan. Sarana prasarana di bidang penerbangan sudah cukup. Personel dan fasilitas saat ini memadai. Kita tidak ada kendala dalam menerima penerbangan terjadwal ke Wiriadinata,” ujarnya, Jumat (14/11/2025). Menurut Al Izar, aktivitas penerbangan non-rutin seperti latihannya TNI AU, kunjungan dinas, dan penerbangan charter tetap berlangsung dengan lancar.

Artinya, landasan pacu sepanjang 1.600 meter dan lebar 30 meter masih dapat digunakan. Bahkan, secara teknis, panjang landasan dapat diperpanjang hingga 2.000 meter jika pemerintah daerah berkeinginan untuk meningkatkan kapasitas pesawat yang dapat dilayani. Di balik fasilitas yang tetap siap, terdapat kegiatan pemeliharaan rutin yang dilakukan tanpa banyak publikasi. Rumput di sekitar landasan dipotong secara teratur agar tidak mengganggu pandangan pilot. Mesin pemeriksaan seperti scanner x-ray, detector metal walk-through, dan conveyor belt check-in juga tetap menjalani pemeliharaan berkala.

Sistem air dan listrik tidak pernah dimatikan. Ruang tunggu tetap terang, toilet tetap bersih, dan panel informasi di dinding terminal tetap menyala. Data riset terbaru menunjukkan bahwa bandara-bandara kecil seperti Wiriadinata sering menjadi pusat perhatian dalam upaya pengembangan transportasi lokal, karena dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan ekonomi dan aksesibilitas wilayah. Analisis unik dan simplifikasi: Bandara Wiriadinata menunjukkan bahwa walaupun tidak digunakan secara komersial, fasilitas penerbangan kecil tetap penting dalam strategi transportasi daerah. Dengan dukungan teknis dan operasional yang optimal, bandara ini siap menjadi jembatan konektivitas bagi masyarakat setempat. Kesimpulan Bandara Wiriadinata menjadi contoh bagaimana fasilitas publik dapat dijaga dengan baik meskipun tidak aktivitasnya. Ini juga menegaskan bahwa infrastruktur transportasi yang siap beroperasi kapan pun diperlukan adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan