Penelitian Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Semakin Mendekati Wujud

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tim medis di NYU Langone Health mengumumkan hasil dua penelitian baru yang menunjukan perkembangan signifikan dalam upaya menyediakan transplantasi ginjal babi sebagai alternatif bagi pasien manusia. Kebutuhan donor ginjal terus naik, sedangkan jumlah organ yang tersedia belum cukup. Meskipun dialisis dapat memperpanjang umur pasien dengan gagal ginjal stadium akhir, metode tersebut biasanya hanya efektif selama lima tahun dan memberikan beban yang besar bagi tubuh.

Xenotransplantasi, yang melibatkan penanaman organ dari spesies lain ke tubuh manusia, masih menghadapi tantangan utama, yaitu respon imun tubuh terhadap organ babi. Dua studi yang terbit di jurnal Nature memberikan wawasan baru tentang cara mencegah penolakan organ tersebut.

Dalam uji coba terbaru yang dilaporkan oleh BBC, tim medis melakukan transplantasi ginjal babi yang telah dimodifikasi genetik ke dalam tubuh seorang donor otak mati, Maurice Miller, berusia 57 tahun. Miller sebelumnya bermaksud menyumbangkan organnya, namun tidak dapat karena riwayat penyakit kanker, dan akhirnya keluarganya memberi izin untuk seluruh tubuhnya digunakan dalam penelitian.

Selama 61 hari, tubuh Miller dipelihara dengan bantuan ventilator. Tim melakukan biopsi ginjal secara berkala dan memantau kondisi darah serta jaringan lainnya. Terjadi dua kali episode penolakan, namun untuk pertama kalinya dalam sejarah xenotransplantasi, penolakan tersebut berhasil dikontrol dengan obat yang telah ada, dan ginjal tetap berfungsi. Peneliti utama, Dr. Robert Montgomery, menyebut temuan ini memberikan pemahaman lebih tentang jenis obat imunosupresif yang paling efektif untuk penerima organ babi di masa depan. Ia juga menjelaskan bahwa ginjal babi menunjukkan kemampuan fungsi yang sangat mirip dengan ginjal manusia. “Ini adalah pertama kalinya kita benar-benar bisa memahami episode penolakan ginjal babi dari awal sampai akhir pada tubuh manusia,” kata Montgomery.

Hasil penelitian ini menjadi langkah penting setelah beberapa kemajuan yang telah dilakukan sebelumnya, termasuk kasus pasien hidup Tim Andrews, yang berhasil menggunakan ginjal babi selama 271 hari sebelum akhirnya harus dilepas. Dr. Minnie Sarwal dari UCSF, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyebut stabilitas fungsi ginjal selama 61 hari sebagai bukti kuat bahwa ginjal babi yang dimodifikasi genetik bisa bekerja dalam sirkulasi manusia, dan respon penolakan dapat diatasi dengan terapi yang sudah ada. “Bagian itu memang bukan terobosan, tapi saya rasa sangat melegakan bahwa perawatan kami saat ini berhasil dalam model itu, yang memang kami harapkan, tetapi konfirmasinya sangat menggembirakan,” kata dia.

Penelitian ini membuka pintu baru untuk solusi dalam mengatasi kekurangan donor ginjal, dengan potensi untuk meningkatkan kualitas dan durasi hidup pasien yang membutuhkan transplantasi. Meski masih memerlukan penelitian lebih lanjut, hasil ini memberikan harapan yang lebih besar bagi masa depan medis.

Xenotransplantasi memiliki potensi untuk membuka jalan baru dalam medis, khususnya dalam penyediaan organ transplantasi. Berbagai studi menunjukkan bahwa organ babi yang dimodifikasi genetik dapat berfungsi dengan baik dalam tubuh manusia, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan jangka panjang. Dengan kemampuan teknologi genetika yang terus berkembang, kemungkinan besar solusi ini akan menjadi alternatif yang lebih luas di masa depan.

Penyuluhan publik tentang manfaat dan risiko xenotransplantasi juga penting untuk menerima teknologi ini dengan lebih terbuka. Edukasi yang tepat dapat membantu masyarakat memahami pentingnya penelitian ini dalam menyelamatkan hidup banyak pasien. Dengan dukungan yang kuat dari komunitas medis dan regulasi yang jelas, xenotransplantasi bisa menjadi solusi yang mengubah sejarah dalam dunia medis.

Kemajuan dalam xenotransplantasi membuka harapan baru bagi pasien yang membutuhkan organ transplantasi. Dengan kontribusi peneliti dan teknologi yang terus berkembang, kita semakin dekat dengan masa di mana kebutuhan organ dapat dipenuhi tanpa batasan spesies.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan