Perubahan Fisiologis dalam Tubuh Setelah Menghentikan Konsumsi Gula Selama 7 Hari

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Berhenti mengkonsumi gula bukanlah tugas yang mudah, karena kebiasaan ini telah menjadi bagian integral dari rutin sehari-hari. Namun, simulasi yang ditayangkan di YouTube “Untold Healing” mengungkapkan bahwa peralihan ini menimbulkan transformasi fisik dan mental yang signifikan.

Konsumsi gula dalam jumlah besar tanpa sadar telah membuat banyak orang jatuh ke dalam pola makan yang kurang sehat. Hal ini pun membawa dampak yang luar biasa pada kondisi tubuh, seperti yang ditunjukkan dalam simulasi tersebut.

Kemudian, mari kita simak lebih dalam tentang apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ketika mengurangi asupan gula selama tujuh hari.

Dalam dua hari pertama, tubuh akan mengalami fase yang sangat menantang. Keinginan untuk makan akan naik, disertai sakit kepala, perubahan suasana hati, dan rasa lelah. Gejala ini dikenal sebagai efek putus gula, sebagai tanda bahwa tubuh mulai menyesuaikan diri dengan reduksi asupan gula.

Pada hari ketiga dan keempat, banyak orang merasakan perubahan positif. “Kabut” di pikiran mulai hilang, energi menjadi lebih stabil, dan rasa kantuk sore mulai menghilang.

Setelah beberapa hari berikutnya, perubahan yang lebih nyata mulai muncul. Kulit menjadi lebih bersih, peradangan berkurang, dan wajah tidak lagi tampak bengkak. Selain itu, kualitas tidur pun meningkat, dan keinginan untuk merokok atau minum minuman manis semakin berkurang.

Simulasi ini juga mengungkapkan bahwa rata-rata orang mengonsumsi sekitar 17 sendok teh gula tambahan per hari, jumlah yang jauh melebihi batas yang direkomendasikan.

Pusat rehabilitasi “Addiction Help” menjelaskan bahwa gula memiliki dampak kuat pada kimia otak, terutama dalam produksi dopamin. Zat ini memicu perasaan senang dan puas, sehingga konsumsi berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan.

Mengurangi asupan gula pada seseorang yang sudah terbiasa dapat menimbulkan gejala putus gula, seperti sakit kepala, kelelahan, mual, mudah marah, cemas, mood naik-turun, dan penurunan kondisi mental.

Poin penting dalam simulasi ini adalah pentingnya konsistensi. Banyak orang yang mencoba berhenti total, lalu menyerah dan masuk kembali ke siklus putus-kambuh. Jika berhenti total terasa terlalu berat, cobalah menguranginya secara bertahap atau mulai dengan pola makan rendah gula.

Berhenti mengonsumsi gula bukan hanya tentang mengurangi asupan, tetapi juga tentang memberikan kesempatan pada tubuh untuk merasakan manfaat yang lebih sehat. Perubahan tersebut tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada kesejahteraan mental secara keseluruhan. Jadi, mulai dari hari pertama hingga hari ketujuh, tubuh akan terus mengalami transformasi yang luar biasa, menunjukkan betapa kuatnya tubuh kita dalam beradaptasi dengan perubahan positif.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan