Sektor Transportasi dan Logistik Diprediksi Berkontribusi Rp 1.500 T ke PDB

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, sektor transportasi dan pergudangan di Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan. Perkiraan menunjukkan bahwa hingga akhir tahun ini, kedua sektor ini akan memberikan kontribusi sekitar Rp 1.500 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Angka ini menunjukkan peningkatan, karena pada tahun 2024, kontribusi sektor ini masih around 8,69% dari PDB, sementara pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 9%.

Dalam periode triwulan III tahun 2025, sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan sebesar 8,62%, naik dari 8,52% pada periode sebelumnya. Kelompok ini juga menjadi salah satu dari enam kontributor terbesar untuk pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang sama, yaitu sebesar 6,1%.

Meskipun demikian, sektor logistik masih menjadi tantangan utama dalam pembangunan ekonomi. Data tahun 2022 menunjukkan bahwa biaya logistik Indonesia mencapai 14,29% dari PDB. Di tingkat global, Indonesia berada pada peringkat ke-63 dari 139 negara dalam Logistics Performance Index (LPI) tahun 2023, menurut laporan World Bank. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi ekonomi dalam negeri, tetapi juga meningkatkan biaya logistik ekspor, yang berdampak pada daya saing di pasar internasional.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah sedang merencanakan Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres) tentang Penguatan Logistik Nasional. Hal ini sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mengembangkan sistem logistik yang lebih efektif dan efektif. Ada tiga strategi utama yang dikembangkan, yakni pengembangan konektivitas infrastruktur, digitalisasi dan integrasi layanan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penyedia jasa logistik. Program-program ini melibatkan berbagai kementerian dan lembaga.

Airlangga menegaskan bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam transformasi ini. Ia mengundang semua pihak, termasuk sektor swasta, mitra global, dan profesional, untuk ikut berperan. “Mari kita manfaatkan momentum ini sebagai titik balik. Dengan semangat kerja sama dan inovasi, kita bisa membangun logistik nasional yang mendukung pertumbuhan ekonomi, memperkuat ekspor, dan memberikan akses yang lebih luas.”

Struktur dan integrasi layanan logistik yang lebih baik dapat mengurangi biaya operasional perusahaan, baik dalam skala nasional maupun internasional. Studi kasus dari negara seperti Jerman dan Singapura menunjukkan bahwa investasi pada infrastruktur logistik modern dapat meningkatkan efisiensi transportasi hingga 30%. Selain itu, digitalisasi proses logistik dapat mengurangi kesalahan dan mengoptimalkan waktu pengiriman.

Pengalaman dari berbagai negara menunjukkan bahwa kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta adalah kunci sukses dalam transformasi logistik. Di Indonesia, potensi untuk pertumbuhan sektor ini sangat besar, terlebih dengan adaanya sumber daya alam dan pasar yang strategis. Dengan demikian, setiap langkah yang dilakukan saat ini akan mempengaruhi kelangsungan bisnis dan pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Perubahan dalam sistem logistik tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada kualitas hidup masyarakat. Akcesoritas jaringan logistik yang baik akan memastikan pengiriman barang ke berbagai daerah dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Hal ini akan mendukung pertumbuhan UMKM, meningkatkan daya saing produk lokal, dan akhirnya membangun ekonomi yang lebih inklusif.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama. Inovasi teknologi, investasi pada infrastruktur, dan pendidikan yang berkualitas akan menjadi pilar utama dalam membangun sistem logistik yang unggul. Dengan kerja sama yang erat, Indonesia bisa menjadi salah satu pemimpin di sektor ini di Asia Tenggara, dan bahkan global. Mari kita bergerak bersama untuk meraih visi tersebut.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan