Penjaminan KUR Askrindo Mencapai Rp 1.096 Triliun

PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) telah merekam total penjaminan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 1.096 triliun sejak tahun 2007 hingga September 2025. Program ini telah membenami 35,8 juta debitur UMKM dan berhasil menciptakan 61,8 juta peluang pekerjaan di seluruh wilayah Indonesia.

Askrindo saat ini bekerjasama dengan 26 bank penyedia KUR. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya untuk memperluas akses modal bagi pelaku bisnis UMKM. Direktur Utama Askrindo, M. Fankar Umran, menggarisbawahi bahwa peran mereka tidak hanya sebagai penjamin, tetapi juga sebagai partner strategis dalam memastikan kelangsungan dan pertumbuhan bisnis UMKM.

“Prestasi ini membuktikan peran penting Askrindo dalam mendorong inklusi finansial dan memperluas pembiayaan yang produktif bagi sektor UMKM,” kata Fankar dalam pernyataan tertulis, Selasa (11/11/2025).

Ditambah lagi, total aset Askrindo sampai bulan September 2025 mencapai Rp 15,4 triliun dengan ekuitas sebesar Rp 14 triliun. Sementara itu, nilai pertanggungan yang masih berjalan mencapai Rp 99,5 triliun dengan rasio gearing sebesar 7,09 kali. “Kinerja ini menunjukan daya dukung Askrindo yang kuat dalam menjaga kelanjutan program KUR di tingkat nasional,” tambahnya.

Menurut data IFG Progress, kabupaten yang mengandalkan KUR sebagai sumber pendanaan utama menunjukkan pertumbuhan PDB per kapita yang lebih tinggi. Angka ini mencapai 7,2% untuk penerima KUR pertama, 5,7% untuk penerima berulang, dan 8,5% bagi daerah yang menggabungkan KUR dengan kredit komersial.

Sementara itu, data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2025 sebesar 5,04% secara tahunan (yoy), turun sedikit dari 5,12% pada triwulan sebelumnya. Penggerak utama pertumbuhan ini adalah kinerja ekspor yang tetap stabil dan peningkatan konsumsi pemerintah. Ekspor naik 9,91% (yoy) karena permintaan dari negara mitra dagang yang kuat, sedangkan konsumsi pemerintah tumbuh 5,49% (yoy) akibat peningkatan belanja negara.

Konsumsi rumah tangga juga mengalami kenaikan sebesar 4,89% (yoy) sejalan dengan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 4,28% (yoy), sementara investasi naik 5,04% (yoy) karena penanaman modal yang terus meningkat.

Untuk lebih mendalam, program KUR telah menjadi salah satu sarana utama dalam meningkatkan daya saing UMKM. Dengan adanya dukungan finansial yang terjaming, para pelaku bisnis kecil dan menengah dapat lebih optimis dalam mengembangkan usaha mereka. Hal ini tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga pada penurunan angka pengangguran. Data menunjukkan bahwa setiap Rp 100.000 pinjaman KUR dapat menciptakan satu lapangan kerja baru, yang sangat signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Sedangkan dari sisi ekonominya, pertumbuhan yang stabil pada triwulan III 2025 menunjukkan resiliensi ekonomi yang kuat meskipun ada fluktuasi pada triwulan sebelumnya. Faktor ekspor dan konsumsi pemerintah menjadi pilar utama yang mendukung pertumbuhan ini. Dengan demikian, program seperti KUR bukan hanya membantu UMKM, tetapi juga memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat secara lebih luas.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah membuktikan dirinya sebagai pilar penting dalam mendukung UMKM di Indonesia. Dengan adanya dukungan finansial yang tepat dan program penjaminan yang kuat, para pelaku bisnis kecil dan menengah dapat berkembang dan berkontribusi pada ekonomi nasional. Hal ini juga menegaskan bahwa investasi pada sektor mikro dan menengah bukan hanya berdampak pada usaha individunya, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page