Peningkatan Impor Solar Berdasarkan Kebijakan Pemerintah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang memfokuskan upaya yang signifikan untuk mengurangi kebutuhan impor solar di Indonesia. Strategi yang dikerjakan saat ini adalah dengan memperkuat penggunaan biodiesel sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM).

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan Eniya Listiani, target impor solar untuk tahun ini ditetapkan sebesar 4,92 juta kiloliter (KL). Angka ini menunjukkan penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2024, yang mencapai angka 8,02 juta KL. Penurunan ini disebabkan oleh implementasi program Biodiesel B40 yang telah berlangsung.

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR di Jakarta pada Selasa (11/11/2025), Eniya menjelaskan bahwa pengurangan impor solar dapat dilihat dari grafik yang menunjukkan penurunan yang lebih pesat. Ini juga menjadi alasan untuk meninjau kembali komposisi biodiesel yang lebih tinggi agar pengurangan impor bisa lebih signifikan.

Selain mengurangi impor solar, hingga 6 September 2025 penerapan B40 telah berhasil menghemat devisa sebesar Rp 107,20 triliun. Selain itu, program ini juga memberikan dampak positif pada nilai tambah minyak kelapa sawit (CPO) yang mencapai Rp 16,89 triliun hingga November 2025. Selain itu, program ini juga telah menyerap sekitar 1,5 juta tenaga kerja baik di on-farm maupun off-farm.

Eniya juga membahas rencana penerapan B50 pada semester II 2025. Ini bertujuan untuk lebih mengurangi kemandirian Indonesia terhadap impor solar. Saat ini, pihak ESDM sedang mempersiapkan berbagai aspek agar B50 dapat diterapkan sesuai target. Ini termasuk uji teknis road test, kajian tentang keberlangsungan dana, ketersediaan CPO, dan peningkatan infrastruktur pendukung.

Dalam waktu 6 bulan ke depan, ESDM berencana melakukan pengujian spesifik di lapangan terkait persiapan B50. Eniya juga menyoroti bahwa uji standar teknis yang dilakukan akan mengacu pada standar B50 atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang lebih baik untuk dicampurkan ke solar sebagai bahan baku utama.

Indonesia tengah membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat, pengurangan impor solar bukan hanya mungkin, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan. Dengan terus mengembangkan program biodiesel, negaranya tidak hanya mengurangi dependensi terhadap impor, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dan meningkatkan daya saing di industri energi.

Inovasi dalam penerapan biodiesel bukti bahwa perkembangan teknologi dan kebijakan yang tepat dapat membawa perubahan positif yang luas. Dengan terus berkomitmen pada pengembangan energi terbarukan, Indonesia tidak hanya mengurangi beban impor, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ini adalah langkah strategis yang akan membuka jalan bagi masa depan yang lebih berkelanjutan dan mandiri dalam sektor energi.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan