Pembakaran berlemak tak berkurang, demikian kata dokter

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tren konsumsi makanan yang direbus atau dikukus semakin populer di kalangan masyarakat, terutama di kalangan Generasi Z. Banyak orang kini lebih memilih menu sederhana seperti ubi rebus atau pisang kukus sebagai pilihan sehat. Meskipun metode ini dikenal aman dan baik untuk kesehatan, spesialis gizi klinik dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK, mengingatkan bahwa ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan nutrisi makanan tetap terjaga.

Bahan makanan seperti umbi-umbian (ubi, singkong, kentang, dan talas), buah-buahan (pisang dan pepaya), sayuran (bayam, wortel, brokoli, dan jagung), serta sumber protein (telur, tahu, tempe, ayam, daging sapi, ikan, dan kacang-kacangan) dapat diolah dengan baik melalui pengolahan rebusan atau pengukusan. Namun, untuk singkong, penting untuk memastikan hingga matang sempurna agar senyawa sianida alaminya hilang. Pemilihan metode pengolahan ini membantu mempertahankan rasa asli dan nilai gizi makanan.

Namun, beberapa bahan perlu diolah dengan hati-hati agar nutrisinya tidak berkurang. Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, misalnya, mengandung vitamin C yang rentan terhadap panas. Jika direbus terlalu lama, vitamin C di dalamnya dapat hanyut hingga 50%-70%. Oleh karena itu, lebih baik sayauran ini dikukus dalam waktu singkat, sekitar lima menit saja. Buah dan sayuran seperti tomat dan paprika juga sebaiknya tidak dimasak terlalu lama, karena panas berlebihan dapat mengurangi kandungan vitamin C dan likopen (antioksidan penting untuk jantung) hingga 20%-40%.

Kukusan umumnya menjadi metode lebih baik karena hanya menyebabkan sedikit kehilangan nutrisi. Alternatif lain adalah mengonsumsi bahan makanan dalam keadaan mentah untuk mendapatkan manfaat antioksidan secara optimal. Bawang putih, misalnya, senyawa allicin-nya (yang memiliki sifat antibakteri dan anti-inflamasi) akan hilang cepat jika dipanaskan, sehingga lebih baik dikonsumsi mentah atau dikukus dengan waktu singkat. Hal serupa juga berlaku untuk kentang dan wortel, yang mengandung vitamin B seperti folat yang larut dalam air hingga 30% saat direbus. Oleh karena itu, pengukusan lebih efektif untuk menjaga kandungan vitamin yang penting bagi metabolisme energi.

Data Riset Terbaru:

Menurut studi yang diterbitkan dalam Journal of Food Science, pengukusan dapat mempertahankan hingga 90% kandungan vitamin dalam sayuran, sementara rebusan hanya mengamankan sekitar 60%. Selain itu, metode pengukusan juga lebih efisien dalam mempertahankan tekstur dan warna makanan, yang dapat menambah daya puas dan kesenangan dalam konsumsi.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Penting untuk memahami bahwa setiap metode pengolahan memiliki kelebihan dan kekurangannya. Rebusan lebih cepat dan praktis, tetapi risiko kehilangan nutrisi lebih tinggi. Sebaliknya, pengukusan mempertahankan nutrisi lebih baik, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, pilih metode yang sesuai dengan jenis makanan dan kebutuhan gizi Anda.

Kesimpulan:

Mengonsumsi makanan yang direbus atau dikukus merupakan pilihan sehat, namun penting untuk mengetahui metode pengolahan yang tepat untuk setiap jenis makanan. Dengan menyesuaikan cara dan waktu memasak, Anda dapat memaksimalkan manfaat nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Jadi, mulai sesuaikan strategi memasakmu untuk mendapatkan kesehatan yang optimal!

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan