Indeks Harga Saham Gabungan Tergelincir, Rupiah Terus Melambung, dan EFB Tiga Marga Siap Membagikan Dividen Antara

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di ibu kota, pasar saham mengalami penurunan pada perdagangan Senin (11/11), dengan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun 0,29% hingga mencapai angka 8.366,52. Saham BUMI sempat meroket naik sebesar 32%, menjadi salah satu pemacu utama bersama dengan TLKM (+2,33%) dan ASII (+1,56%). Di sisi lain, beberapa emiten seperti BBCA (-2,04%), BREN (-1,96%), dan BBRI (-1,02%) menjadi faktor yang menjatuhkan indeks.

Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp638,77 miliar di pasar reguler dan Rp649,29 miliar di seluruh pasar. Dari 11 sektor di Bursa Efek Indonesia, empat sektor mengalami penurunan, termasuk sektor keuangan yang turun 1,13%. Sementara itu, sektor energi menunjukkan kenaikan paling signifikan sebesar 1,74%.

Dalam berita emitennya, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa (RISE) yang dimiliki Hermanto Tanoko, telah mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan anak perusahaan baru bernama Tera Bangun Perkasa, di mana RISE memegang 99% saham senilai Rp1,60 miliar. Pembentukan entitas baru ini merupakan langkah lanjut dari rencana rights issue yang telah diumumkan pada 21 Oktober. Proses tersebut sedang berlangsung dan akan dibahas lebih detail dalam RUPSLB yang dijadwalkan pada 27 November.

Sementara itu, PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) mengumumkan pembagian dividen tunai interim untuk tahun buku 2025, dengan total nilai Rp305,73 miliar atau setara Rp5 per saham. Jadwal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi telah ditetapkan pada 19 November, diikuti ex dividen pada 20 November. Untuk pasar tunai, cum dividen berlangsung pada 21 November dan ex dividen pada 24 November, dengan pembayaran yang dijadwalkan pada 11 Desember.

Berdasarkan analisis hari ini, beberapa rekomendasi saham termasuk ERAA (Buy 440-446 | TP 456-464 | SL 416), ENRG (Buy 925-935 | TP 955-985 | SL 870), PYFA (Buy 550-560 | TP 580-600 | SL 510), BKSL (Buy 123-125 | TP 127-130 | SL 116), dan MLPL (Buy 136-139 | TP 143-148 | SL 129). Ingat, segala analisis dan rekomendasi dalam artikel ini hanya bertujuan informatif dan bukan merupakan ajakan untuk berinvestasi. Keputusan investasi tetap berada di tangan masing-masing investor sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan pribadi. Selamat berinvestasi secara cerdas.

Data Riset Terbaru:
Menurut sebuah studi recent, sektor energi terus menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat di pasar saham Indonesia, terutama dengan peningkatan permintaan energi dalam negeri. Sementara itu, sektor keuangan masih menghadapi tantangan akibat ketidakpastian ekonomi global.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Sektor energi menjadi salah satu sector yang paling stabil dalam kondisi pasar yang fluktuatif, sementara sektor keuangan masih rentan terhadap faktor eksternal seperti kenaikan suku bunga global.

Kesimpulan:
Pasar saham Indonesia tetap dinamis, dengan peluang investasi yang beragam. Penting untuk selalu memperbarui informasi dan menganalisis secara mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan