Gen Z saat ini banyak membicarakan konsep “avoidant attachment” di media sosial, terutama di TikTok. Banyak dari mereka mengaku memiliki karakteristik ini. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “avoidant attachment”?
Maharani Octy Ningsih, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa “avoidant attachment” adalah gaya keterikatan di mana seseorang cenderung menjaga jarak emosional, merasa tidak nyaman dengan kedekatan, dan lebih mengutamakan kemandirian. Hal ini biasanya berasal dari pengalaman traumatis di masa lalu atau kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi sejak kecil, seperti yang diungkapkannya saat dihubungi Thecuy.com pada Rabu, 5 November 2025.
Selain itu, orang dengan ciri ini mungkin mengalami kelelahan emosional, trauma, atau kehilangan keyakinan diri, sehingga tidak berani membuka diri kembali. Dalam banyak kasus, menghindar menjadi cara otak melindungi diri dari stres sosial. Namun, jika perilaku ini berlanjut lama, mengganggu hubungan, dan disertai rasa malu yang kuat, mungkin telah menandakan “Avoidant Personality Disorder” (AVPD) atau kecemasan sosial yang lebih dalam.
Untuk memahami konsep ini lebih mudah, “avoidant attachment” bisa dibandingkan dengan perilaku monyet yang selalu menjaga jarak dari yang lainnya.
Para avoidant umumnya menahan emosi karena merasa menampilkan perasaan adalah tautan kelemahan. Mereka juga sering membuat batasan ketat dalam hubungan, baik persahabatan maupun hubungan romantis. “Tampak kuat, mandiri, dan rasional, namun dalam hati mereka takut ditolak atau kehilangan kendali,” kata dr Lahargo Kembaren, spesialis kedokteran jiwa. Ketika seseorang mendekat terlalu dekat secara emosional, mereka cenderung merasa tidak nyaman bahkan sesak.
Fenomena “avoidant attachment” yang sedang viral ini mungkin menjadi cara Gen Z mengungkapkan luka emosional mereka dengan cara yang lebih mudah dipahami dan dibagikan di media sosial. Berikut dampak positif dan negatifnya:
Positif:
- Tampak mandiri dan tegar.
- Mampu berpikir logis dan tidak mudah terbawa emosi.
- Sering berhasil di bidang profesional karena fokus dan efisien.
Negatif:
- Sulit menjalin hubungan intim dan terbuka.
- Cenderung merasa kesepian meski tampak tidak memerlukan orang lain.
- Sulit mengekspresikan emosi, sehingga stres atau luka batin sering tidak tersalurkan dengan sehat.
- Bisa merasa “kosong” atau “datar” secara emosional dalam hubungan jangka panjang.
Mengatasi “avoidant attachment” memerlukan kesadaran diri dan kesabaran. Meskipun tampaknya sulit, langkah-langkah kecil untuk membuka diri dan menerima dukungan dapat membantu membangun ikatan emosional yang lebih sehat. Ingat, setiap perjalanan mulai dari satu langkah, dan setiap usaha untuk merobohkan tembok yang dibangun selama ini adalah langkah menuju hubungan yang lebih bahagia dan penuh makna.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.