Bahlil Membuka Potensi Pengurangan Kuota Ekspor Batu Bara

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan kemungkinan peningkatan batas DMO (Domestic Market Obligation) batu bara di atas 25% dari total produksi. Langkah ini bertujuan untuk memastikan prioritas kepentingan nasional.

Bahlil menjelaskan bahwa revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) akan dilakukan untuk memfasilitasi implementasi kebijakan ini. Persyaratan DMO 25% telah berlaku sejak awal tahun 2020. Kebijakan tersebut diterapkan kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan batu bara di tahap produksi.

“Saya setuju, DMO harus jelas. Di masa depan, kita akan merevisi RKAB. Mungkin DMO tidak lagi 25%, tetapi lebih dari itu. Kepentingan negara harus diasihkan di atas segalanya,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).

Bahlil juga menyebutkan adanya pelanggaran DMO dari beberapa pengusaha batu bara, namun tidak menjelaskan detail pelanggaran tersebut. Ia mengingatkan para pejabat di Kementerian ESDM untuk tidak berbuat sembarangan. Aturan terkait DMO batu bara telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 39 Tahun 2025, turunan dari Undang-Undang No. 2 Tahun 2025 tentang Minerba.

“Beberapa di antaranya juga melakukan manipulasi. Saya sudah peringatkan Dirjen, jangan main-main,” tegasnya. Pengusaha diwajibkan untuk memasok batu bara ke BUMN di bidang ketenagalistrikan, energi, pupuk, dan industri strategis nasional lainnya. Peraturan Menteri ESDM sebagai pelaksana PP tersebut sedang diharmonisasikan dan akan segera diterbitkan.

Di era digital yang cepat berubah, keputusan pemerintah dalam mengatur pasokan batu bara menunjukkan komitmen untuk stabilitas energi dalam negeri. Dengan meningkatkan DMO, pemerintah berharap dapat memenuhi kebutuhan industri strategis tanpa tergantung pada pasar internasional. Ini juga bisa menjadi contoh bagaimana negara dapat mengatur sumber daya alaminya dengan bijak, menjaga keseimbangan antara ekonomi dan keberlangsungan lingkungan. Dalam menghadapi tantangan global, langkah-langkah seperti ini bisa menjadi inspirasi untuk negara lain dalam mengelola sumber dayanya secara berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan