Rencana Transformasi Aren Menjadi Bahan Bakar Energi Terbarukan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan upaya pengembangan aren sebagai sumber bioetanol, serupa dengan yang sudah dilakukan pada tebu dan singkong. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar baru terbarukan.

Inisiatif pemanfaatan aren sebagai bahan bioetanol pertama kali digagas oleh Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) dalam kerjasama dengan Kementerian Kehutanan. Dua wilayah yang dijadikan fokus pengembangan adalah Garut dan Tasikmalaya, Jawa Barat.

“Di Jawa Barat, arena ini mungkin yang dibidik. Semua potensi akan kita eksplorasi terus, dan saat sudah ada waktu tepat, kita kabari,” ungkap Simon di Kantor Kementerian ESDM, Senin (10/11/2025).

Simon menjelaskan bahwa proses penelitian untuk mengubah aren menjadi bioetanol sudah dimulai. Dia juga membuka kemungkinan bahwa bioetanol dari aren ini dapat dimanfaatkan untuk produk Pertamax Green, yang telah diluncurkan sebelumnya oleh Pertamina.

“Baru-baru ini masih tahap percobaan. Nanti kita coba dulu. Tentunya, jika proyek-proyek yang sudah berjalan, tahap percobaan ini memang memungkinkan. Jadi, kemungkinan besar bisa,” kata Simon.

Menurutnya, pengembangan aren sebagai bioetanol adalah salah satu usaha perusahaan dalam diversifikasi energi dan pengembangan energi ramah lingkungan.

Simon juga menambahkan, aren memiliki potensi yang signifikan sebagai sumber bioetanol. Beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Kalimantan, telah menjadi sentra produksi gula aren.

“Gula aren ini sudah ada di beberapa daerah, seperti Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Kalimantan. Jadi, untuk memperluas skala produksi, perlu penanaman di tempat lain. Namun, saat ini kita memanfaatkan yang sudah ada di Jawa Barat,” kata Simon.

Seperti yang diketahui, Direktur Utama PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) John Anis pernah menyatakn aren memiliki potensi besar dalam produksi bioetanol, terutama karena volume produksi etanolnya lebih tinggi dibandingkan sumber lainnya.

“Dari satu hektare per tahun, aren dapat menghasilkan etanol sekitar 4-5 kali lebih banyak dari sumber lainnya, seperti gula atau jagung. Secara kasar, satu hektare bisa menghasilkan 24.000 liter bioetanol per tahun. Jika ada 1 juta hektare, maka hasilnya mencapai 24 juta kiloliter per tahun,” paparnya dalam CNBC Coffee Morning di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2025).

Sebagai langkah awal, Pertamina NRE melakukan proyek pilot di Tasikmalaya dan Garut. John memperkirakan investasi untuk produksi 1.000 liter bioetanol dari aren mencapai Rp 15-20 miliar.

“Proyek pilot ini diperkirakan menghasilkan 1.000 liter bioetanol per hari. Investasi awal untuk proyek ini sekitar Rp 15 sampai Rp 20 miliar. Sedangkan biaya operasinya per tahun sekitar Rp 1 miliar,” kata John.

Inovasi dalam energi terbarukan seperti yang dilakukan Pertamina tidak hanya mendukung kemandirian energi tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Dengan mengembangkan bioetanol dari aren, Indonesia memiliki peluang besar untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar ramah lingkungan secara berkelanjutan. Pengembangan ini juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, khususnya di daerah penghasil gula aren. Langkah-langkah seperti ini menegaskan komitmen Indonesia dalam menuju energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan