Penurunan Angka Pengangguran di Kota Banjar Terbilang Cukup Lambat Meski Pertumbuhan Industri Tetap Stabil

Pertumbuhan industri di Kota Banjar, khususnya di bidang Industri Kecil Menengah (IKM), menunjukkan perkembangan yang positif sepanjang beberapa tahun terakhir. Namun, perkembangan tersebut belum sepenuhnya berdampak pada penurunan angka pengangguran di kota tersebut.

Wali Kota Banjar, H. Sudarsono, mengungkapkan bahwa adanya kenaikan dalam jumlah unit industri dan tenaga kerja setiap tahun. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024, industri kecil pengolahan pangan sudah mencapai 2.918 unit dengan 6.621 tenaga kerja, lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya.

Pemerintah Kota Banjar juga telah meluncurkan program Kick Off UMKM Naik Kelas pada tahun yang sama untuk mendukung pertumbuhan wirausaha dan IKM. Menurut Sudarsono, industri pengolahan masih menjadi motor utama perekonomian Kota Banjar, selain sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan konstruksi.

Data tahun 2025 memperlihatkan bahwa industri makanan masih mendominasi dengan persentase 40,67 persen, diikuti oleh pengolahan tembakau (22,67 persen), kayu (10,67 persen), pakaian jadi (7,33 persen), dan minuman (4 persen). Pemerintah juga berupaya mengembangkan kawasan tertentu sebagai zona ekonomi strategis guna membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Sektor industri pengolahan pangan memiliki peran penting, dengan ribuan unit usaha yang aktif beroperasi. Data ketenagakerjaan pada Agustus 2024 mencatat angkatan kerja mencapai 109.604 orang, naik 680 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sedikit menurun dari 67,44 persen menjadi 67,22 persen, sementara penduduk yang bekerja naik menjadi 103.637 orang.

Peningkatan penciptaan lapangan kerja paling signifikan berasal dari sektor jasa, yang naik 6,03 persen, sedangkan pertanian mengalami penurunan 7,87 persen. Pekerja formal mencapai 44 ribu orang atau 42,71 persen, naik sebesar 8.007 orang dibandingkan tahun 2022.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2024 tetap tinggi, yaitu 5,44 persen, sedikit naik dari 5,43 persen tahun sebelumnya. Namun, pada Agustus 2025, angka tersebut turun menjadi 5,26 persen, yang menjadi nilai terendah kelima di Jawa Barat. Sudarsono menjelaskan bahwa fenomena pertumbuhan industri yang tidak sejalan dengan penurunan pengangguran bisa disebabkan oleh mismatch skill, di mana pencari kerja lokal belum memenuhi keterampilan yang dibutuhkan industri. Pertumbuhan industri padat modal dan skala kecil juga mempengaruhi daya serap tenaga kerja, sehingga dampaknya terhadap penurunan angka pengangguran tidak segera terlihat.

Kota Banjar terus berupaya mengoptimalkan potensi industri untuk mendorong perekonomian lokal. Program-program seperti Kick Off UMKM Naik Kelas dan pengembangan zona ekonomi strategis menjadi langkah penting dalam mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Meskipun masih ada tantangan dalam memastikan penyerapan tenaga kerja yang efektif, upaya pemerintah menunjukkan komitmen untuk mengatasi masalah ini. Perkembangan industri di Kota Banjar harus didukung dengan peningkatan keterampilan warga agar dapat segera merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi.

Baca juga Berita lainnya di News Page