Pengalokan Dana Transfer ke Daerah (TKD) untuk Priangan Timur tahun 2026 diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Nota Keuangan (NK) APBN 2026, total dana sementara untuk lima kabupaten dan kota di wilayah tersebut mencapai Rp6,53 triliun, lebih rendah daripada realisasi tahun 2025 yang mencatat sekitar Rp7,52 triliun per Oktober 2025.
Kurangnya alokasi ini terjadi di sebagian besar daerah, termasuk Kabupaten Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Kota Banjar, dan Kota Tasikmalaya. Kepala KPPN Tasikmalaya, Zaenal Abidin, menjelaskan bahwa angka tersebut masih berstatus sementara dan menunggu Perpres rincian APBN 2026 untuk data definitif.
Komposisi TKD 2026 untuk Priangan Timur meliputi Dana Bagi Hasil (DBH) Rp107,55 miliar, Dana Alokasi Umum (DAU) Rp4,19 triliun, Dana Alokasi Khusus Fisik (DAKF) Rp24,96 miliar, Dana Alokasi Khusus Non-Fisik (DAKNF) Rp1,52 triliun, Dana Desa Rp666,65 miliar, serta hibah transfer Rp19,88 miliar.
Penurunan alokasi ini tidak hanya disebabkan oleh efisiensi fiskal, tetapi juga sebagai penyesuaian dengan program prioritas pemerintah pusat. Zaenal menjelaskan bahwa penyusunan TKD 2026 menjadi satu kesatuan dengan program prioritas nasional yang sesuai dengan visi-misi presiden dan Undang-Undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.
Meskipun secara nasional TKD berkurang sebesar Rp226,9 triliun, belanja pemerintah pusat untuk program prioritas daerah meningkat hingga Rp447,2 triliun. Dukungan pemerintah pusat tidak hanya melalui TKD, tetapi juga melalui belanja kementerian/lembaga (K/L), non K/L, dan pembiayaan lainnya. Semua program prioritas ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan pembangunan perekonomian daerah.
Pemangkasan dana TKD dapat menjadi tantangan bagi daerah dalam merencanakan pembangunan. Namun, pemerintah pusat tetap berkomitmen untuk mendukung kinerja daerah melalui berbagai skema pendanaan. Ini menandakan bahwa efisiensi dan fokus pada program prioritas menjadi kunci dalam alokasi anggaran. Masyarakat perlu memantau proses pembiayaan agar dana tersebut dapat digunakan dengan efektif untuk kemajuan daerah.
Data riset terbaru menunjukkan bahwa penyesuaian alokasi TKD seringkali memprioritkan proyek strategis dengan dampak jangka panjang. Studi kasus di beberapa daerah menunjukkan bahwa peningkatan belanja pusat pada program unggulan dapat meningkatkan daya saing lokal. Misalnya, investasi pada infrastruktur transportasi dan pendidikan telah memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Untuk memperkuat pengelolaan dana, pemerintah daerah perlu menggabungkan pendanaan pusat dengan sumber daya lokal. Kerjasama yang erat antara pemerintahan pusat dan daerah akan menjadi kunci dalam mengatasi penurunan TKD. Dengan strategi yang tepat, daerah dapat memanfaatkan anggaran yang ada untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.