Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Menteri PPPA Berharap Penguatan Sekolah Ramah Anak

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menggaris bawahi pentingnya program sekolah ramah anak setelah kejadian ledakan di SMAN 72 Jakarta. Menurutnya, sekolah patut menjadi tempat yang selamat bagi seluruh siswa. “Oleh karena itu, penguatan program sekolah ramah anaklah yang perlu dilakukan bersama-sama. Sekolah ramah anak adalah sekolah yang menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, bersih, dan bebas dari segala bentuk kekerasan,” jelasnya di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, setelah mengunjungi korban ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sabtu (8/11/2025).

Arifah menuturkan keprihatinannya yang mendalam atas insiden tersebut. Dia berharap semua korban dapat segera pulih baik fisik maupun psikisnya. Dalam kunjungannya, Arifah juga memberikan semangat kepada para siswa dan keluarga yang terpengaruh. “Belakangan saya mengunjungi anak-anak korban insiden di SMA Negeri 72 Jakarta. Kita berusaha untuk memberikan dukungan dan semangat kepada mereka agar tetap bersemangat melanjutkan pendidikan,” katanya.

Menteri PPPA juga mengungkapkan rencana untuk memberikan pendampingan kepada para korban, termasuk guru dan orang tua. “Kita akan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait. Pendampingan ini tidak hanya ditujukan untuk korban yang sekarang dalam perawatan, tetapi juga untuk guru, orang tua, dan siswa lainnya,” tambahnya.

Dalam rangka memperkuat program sekolah ramah anak, Arifah menekankan bahwa sekolah harus menjadi tempat yang sehat, nyaman, dan aman bagi anak. “Sekolah ramah anak harus bersih, nyaman, dan aman. Anak-anak harus merasa bahagia dan tidak merasa terancam di sekolah,” jelas Arifah. Dia juga menambahkan bahwa sekolah harus inklusif, di mana setiap anak memiliki hak yang sama untuk belajar tanpa diskriminasi.

Arifah menegaskan bahwa penguatan program ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk sekolah, keluarga, dan masyarakat. Evaluasi program ini akan dibahas dalam rapat koordinasi yang melibatkan Kemenkes, Pemprov DKI Jakarta, Dinas Sosial, Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), dan kepolisian.

Selain itu, Arifah mendorong kepolisian untuk menyelidiki lebih dalam insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta yang diduga berawal dari perundungan. “Kita menunggu hasil penyelidikan yang sedang berlangsung. Kita lebih fokus pada perlindungan dan pemulihan korban,” pungkasnya.

Data Riset Terbaru:
Menurut laporan UNESCO, sekolah yang ramah anak dapat mengurangi tasa kekerasan sekolah hingga 40%. Studi terkini juga menunjukkan bahwa pendampingan psikososial kepada korban insiden sekolah dapat mempercepat proses pemulihan mereka.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Program sekolah ramah anak bukan hanya tentang fasilitas fisik, tetapi juga tentang budaya sekolah yang mendukung. Keberadaan dukungan dari masyarakat sangat krusial untuk mendukung program ini.

Kesimpulan:
Setiap sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, kita bisa membangun lingkungan pendidikan yang lebih baik. Mari kita berpartisipasi aktif dalam menciptakan sekolah yang lebih ramah bagi anak-anak.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan