Kota Tasikmalaya dinyatakan dalam keadaan darurat bencana setelah hujan lebat dan angin kencang melanda wilayah ini selama beberapa hari. Keputusan tersebut diambil oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setelah rapat darurat bersama berbagai instansi teknis yang diadakan di Aula BPBD, Rabu malam (5/11/2025).
Kepala BPBD Kota Tasikmalaya, H Ucu Anwar Surahman, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca ekstrem telah menyebabkan berbagai dampak yang serius. Menurut data terakhir, setidaknya 17 titik pohon runtuh tersebar di beberapa daerah, termasuk empat pohon yang roboh secara bersamaan di Jalan Moh Hatta, Kecamatan Cipedes.
“Situasi ini memprihatinkan. Selain pohon yang tumbang, beberapa tiang listrik dan kabel serat optik juga rusak. Kami menemukan bahkan tiang yang tidak dipasang dengan benar,” kata Ucu. Akibatnya, lalu lintas di beberapa jalan terganggu dan harus dialihkan oleh petugas. Selain itu, BPBD mencatat 25 rumah roboh di tiga kecamatan, yakni Cipedes, Indihiang, dan Tawang.
“Kondisi ini memerlukan tindakan segera. Oleh karena itu, kami sepakat untuk mengaktifkan status darurat,” ujarnya dengan tegas. Ucu menjelaskan bahwa bencana ini disebabkan oleh anomali cuaca dan puting beliung yang mempengaruhi beberapa wilayah.
“Perubahan cuaca yang tidak stabil menyebabkan dampak yang sangat luas. Kita tidak bisa menunda, harus bertindak dengan cepat,” tambahnya. BPBD telah menentukan masa darurat selama lima hari, diikuti oleh fase pemulihan selama 20–30 hari. Seluruh tim dipersiapkan di lapangan, dan bantuan logistik akan segera disalurkan ke daerah yang terkena dampak.
“Malam ini, kami telah menandatangani berita acara yang akan diajukan ke bagian hukum untuk penerbitan SK Wali Kota. Surat keputusan tersebut akan menjadi dasar koordinasi antar-OPD dan penyaluran bantuan untuk warga terdampak,” selesaikannya.
Para ahli menyebutkan bahwa fenomena cuaca ekstrem seperti ini semakin sering terjadi akibat perubahan iklim global. Studi terbaru menunjukkan bahwa frekuensi bencana alam di Indonesia meningkat seiring dengan kenaikan suhu global. Dalam kasus ini, Tasikmalaya mengalami dampak langsung dari hujan ekstrim dan angin kencang, yang tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Salah satu studi kasus yang mengungkapkan dampak serupa adalah bencana di sebuah kota di Jawa Barat beberapa tahun lalu, di mana hujan lebat menyebabkan banjir bandang dan kerusakan infrastruktur yang besar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya persiapan dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang semakin tidak stabil.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja bersama dalam mengurangi risiko bencana dan mempersiapkan diri. Investasi dalam infrastruktur yang kuat, sistem peringatan dini, dan pendidikan tentang penanggulangan bencana dapat membantu mengurangi dampak negatif di masa depan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.