Pengadilan San Isidro di Buenos Aires mengumumkan pada hari Rabu bahwa tujuh profesional kesehatan yang terlibat dalam perawatan Diego Maradona harus menghadapi sidang pengadilan kembali. Menurut ESPN, mereka dituduh lalai dalam menangani kondisi kesehatan bintang sepak bola ini sebelum wafatnya, hampir lima tahun yang lalu. Maradona menghela napas terakhir pada 25 November 2020, saat pulih dari operasi pembekuan darah di otak, akibat serangan jantung.
Kasus ini memfokuskan perhatian pada ahli bedah saraf Leonardo Luque, dokter pribadi Maradona selama empat tahun terakhir kehidupannya. Luque sendiri yang melaksanakan operasi pengangkatan bekuan darah pada otak Maradona beberapa minggu sebelum kematiannya.
Selain Luque, enam profesional lain terlibat dalam kasus ini, antara lain:
- Agustina Cosachov (Psikiater): Meresepkan obat-obatan yang dikonsumsi Maradona hingga akhir hayatnya.
- Carlos Díaz (Psikolog).
- Nancy Forlini (Koordinator perusahaan medis): Bertanggung jawab atas perawatan di rumah.
- Mariano Perroni (Perwakilan perusahaan perawat): Mewakili penyedia layanan perawat.
- Dr. Pedro Di Spagna (Dokter): Memantau kondisi Maradona.
- Ricardo Almirón (Perawat).
Para terdakwa menolak semua tuduhan, namun mereka didakwa atas kasus pembunuhan bersalah (culpable homicide), yang melibatkan kesadaran akan risiko tindakan sembrono. Tiga hakim akan memutuskan nasib mereka, dengan potensi hukuman penjara hingga 25 tahun bagi yang terbukti bersalah.
Jaksa penuntut Patricio Ferrari menegaskan bahwa para profesional tersebut tidak memberikan perawatan yang memadai. Ferrari mengklaim bahwa Maradona dipindahkan ke rumah di Tigre antara 11-25 November 2020 tanpa kemampuan mental penuh untuk memutuskan rawat inap. “Setelah menyaksikan pengabaian di tempat itu… mereka dengan sengaja dan kejam memutuskan bahwa ia harus meninggal,” katanya. Ferrari juga menunjukkan foto Maradona terbaring di tempat tidur dengan perut bengkak sebagai bukti.
Kematian Maradona menjadi kasus kontroversi yang mengungkap kerentanan dalam sistem perawatan kesehatan. Hal ini mengingatkan betapa pentingnya pengawasan yang ketat terhadap perawatan medis, terutama bagi selebritas yang memiliki kondisi kesehatan yang rentan. Kasus ini juga mengajarkan kita tentang tanggung jawab profesionnalisme dalam dunia medis, di mana setiap kesalahan dapat berakibat fatal. Maradona, seorang ikon dunia sepak bola, patut mendapat perawatan yang setara dengan statusnya sebagai idola.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.