Iran Menangani Tuduhan AS soal Dukungan Terhadap Serangan Teror di Meksiko

Teheran menolak dengan keras tuduhan Amerika Serikat yang menuduh pemerintah Iran memiliki rencana untuk menargetkan Duta Besar Israel di Meksiko, Eniat Kranz Neiger. Iran menilai tuduhan itu sebagai upaya politik yang bertujuan merusak hubungan diplomatik dengan Meksiko.

Pernyataan ini muncul setelah pejabat AS mengklaim telah menghentikan rencana pembunuhan yang diinisiasi oleh Pasukan Quds, unit elit Garda Revolusi Iran. Menurut Washington, rencana ini aktif sejak akhir tahun 2024 dan berhasil dicegah pada tahun ini.

Sumber dari AS yang bertutur secara anonim kepada Reuters dan AFP mengungkapkan bahwa rencana tersebut telah direncanakan sejak akhir tahun lalu. Mereka menjelaskan bahwa rencana itu sudah berhasil ditangkap dan tidak lagi menjadi ancaman saat ini. Namun, mereka tidak menjelaskan bagaimana upaya pencegahan tersebut dilakukan.

Pasukan Quds diduga merekrut agen dari Kedutaan Besar Iran di Venezuela untuk menjalankan operasi ini. Venezuela, yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro yang kerap berkoordinasi dengan Teheran, disebut sebagai salah satu titik terkait dalam plot tersebut. Namun, rincian lebih lanjut tentang bagaimana rencana ini dapat dicegah tidak diungkapkan.

Otoritas Israel melalui pernyataan terpisah mengakui bahwa pemerintah Meksiko membantu mencegah rencana tersebut. Namun, Kementerian Luar Negeri Meksiko menegaskan bahwa mereka tidak menerima informasi apapun tentang perencanaan pembunuhan Dubes Israel di wilayah mereka.

Kedutaan Besar Iran di Meksiko melaporkan kepada media sosial X bahwa tuduhan tersebut adalah rekayasa media dan kebohongan besar. Mereka menyatakan bahwa tuduhan tersebut bertujuan untuk merusak hubungan persahabatan dan sejarah antara Teheran dan Mexico City. Iran juga menekankan bahwa hubungan diplomatik mereka dengan Meksiko selama ini berjalan baik dan didasarkan pada prinsip saling menghormati.

Meksiko telah menyatakan terbuka untuk bekerja sama dalam hal keamanan yang saling menghormati dan terkoordinasi, selalu dalam kerangka kedaulatan nasional.

Sikap Meksiko dinilai hati-hati di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Negara ini memiliki kebijakan luar negeri yang menekankan prinsip non-intervensi, berbeda dengan sejumlah negara Amerika Latin lainnya yang mendukung blok tertentu dalam konflik Timur Tengah.

Meskipun Meksiko mendukung penyelidikan atas tuduhan kejahatan perang oleh Israel di Jalur Gaza, negara ini tetap mempertahankan hubungan diplomatik yang baik dengan Tel Aviv. Eniat Kranz Neiger, Dubes Israel untuk Meksiko, mengaku otoritas keamanan dan intelijen Meksiko telah bertindak untuk mencegah ancaman tersebut.

Perselisihan diplomatik antara Iran dan AS terus menjadi fokus perhatian dunia, terutama dengan adanya tuduhan yang saling bertuku. Ketegangan ini memuncak ketika Amerika Serikat menerbitkan laporan yang mengaitkan Iran dengan rencana pembunuhan terhadap pejabat Israel di Meksiko. Iran dengan keras menolak tuduhan tersebut dan menuduh AS melakukan rekayasa politik. Meksiko, sebagai pihak terlibat, menunjukkan sikap yang hati-hati dan menekankan pentingnya kerja sama keamanan yang saling menghormati. Dalam situasi seperti ini, diplomasi dan komunikasi yang jelas akan menjadi kunci untuk mencegah eksesalahan yang lebih serius.

Baca juga Berita lainnya di News Page