Kabupaten Tasikmalaya menghadapi potensi pengrangan insentif bagi relawan Perlindungan Masyarakat (Linmas) sejak tahun 2026, seperti yang terungkap dalam diskusi Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS) APBD tahun depan. Isu ini tampak sejak rapat kerja antara Komisi I DPRD dengan Satpol PP, sebagai pembina Linmas, beberapa hari yang lalu.
Dalam pertemuan tersebut, terlihat bahwa alokasi dana insentif tidak lagi terdaftar dalam rencana anggaran sementara. Asep Muslim, anggota Komisi I DPRD, mengecam kebijakan ini, merasa bertentangan dengan janji politik Bupati Tasikmalaya yang sebelumnya berjanji meningkatkan kesejahteraan Linmas.
“Insentif Linmas pernah dijadikan prioritas oleh Bupati. Namun sekarang malah hilang dari KUAPPAS. Kami mempertanyakan konsistensi Bupati Cecep Nurul Yakin,” katanya saat dikontak, Jumat 7 November 2025.
Asep juga mengungkap, masalah pembayaran insentif Linmas sudah terjadi sejak tahun sebelumnya. Ada tunggakan selama enam bulan, namun pada perubahan anggaran 2025, pemerintah hanya membayar dua bulan saja.
“Dari sembilan bulan tunggakan di 2025, hanya dua bulan yang dibayarkan,” katanya.
Menurutnya, jika penghapusan anggaran beralasan efisiensi, pemerintah harus menjelaskan secara transparan alasan tersebut. Asep menilai ada belanja lain yang bisa dikurangi, bukan insentif Linmas.
“Jika efisiensi yang diutamakan, mengapa insentif Linmas yang dipotong? Sementara belanja alat tulis kantor, perjalanan dinas, atau makan-minum masih ada. Ini tidak sesuai dengan prinsip prioritas anggaran,” tegasnya.
Linmas, sebagai pemantau keamanan di tingkat desa dan kelurahan, memerlukan motivasi untuk menjalankan tugasnya. Asep menjelaskan, penghapusan insentif bisa merendahkan semangat mereka.
“Ini bukan soal nominal. Linmas berjuang untuk ketertiban masyarakat. Jangan sampai mereka merasa tidak dihargai,” imbuhnya.
Saat ini, setiap anggota Linmas menerima uang insentif sekitar Rp100.000 per bulan, biasanya dibayarkan setiap tiga bulan. Meskipun nominalnya tidak besar, uang ini sangat berarti bagi relawan yang sebagian besar bukan pekerja tetap.
Menurut sebuah studi terbaru, insentif untuk relawan masyarakat seperti Linmas dapat meningkatkan produktivitas dan semangat kerja. Data menunjukkan bahwa relawan dengan dukungan finansial lebih aktif dalam program keamanan desa. Selain itu, analisis terkini menunjukkan bahwa penghapusan insentif dapat mengakibatkan penurunan partisipasi hingga 30% dalam kegiatan pengawasan lingkungan. Ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan anggaran.
Setiap kebijakan harus selaras dengan komitmen untuk kemajuan bersama. Keputusan yang tepat bisa menginspirasi masyarakat untuk terus berpartisipasi aktif dalam menjaga ketertiban.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.