Reaktivasi Stasiun Rajapolah di Kabupaten Tasikmalaya Harus Dilakukan dengan Penghitungan yang Matang

Komisi III DPRD Kabupaten Tasikmalaya menuntut agar Stasiun Rajapolah segera diperbarui kembali. Langkah ini dianggap vital untuk meningkatkan koneksi transportasi dan memacu perkembangan perekonomian masyarakat setempat.

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tasikmalaya, H. Gumilar Akhmad Purbawisesa, menyatakan bahwa pembukaan kembali stasiun tersebut sejalan dengan keinginan warga dan upaya pengembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Untuk mendorong kemajuan daerah dan meningkatkan PAD, kami fully support kebijakan pemerintah tersebut,” katanya, Jumat (7/11/2025).

Gumilar menegaskan bahwa rencana harus dilengkapi dengan perencanaan yang matang. Karena manajemen stasiun berada di bawah Kementerian Perhubungan melalui PT KAI, pemerintah daerah harus memastikan bahwa manfaatnya akan nyata bagi warga. “Jangan hanya membuka stasiun saja. Harus ada dampak nyata terhadap perekonomian masyarakat dan kontribusi PAD nanti,” ungkapnya. “Jangan sampai muncul masalah baru setelah stasiun beroperasi kembali. Oleh karena itu, perencanaan harus rapi,” tambahnya.

Sejak dulu, Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin sudah menyampaikan proposal resmi ke Kementerian Perhubungan. Tim dari kementerian pun melakukan survei awal di lokasi. Saat ini, Pemkab masih menunggu rencana masuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNA). “Kita bisa mengajukan usulan, tetapi keputusan tetap di tangan pemerintah pusat,” kata Cecep.

Sambil menunggu persetujuan, Pemkab juga merencanakan perbaikan ruang di sekitar stasiun. Beberapa bangunan seperti kantor kecamatan dan sekolah dasar di zona akses akan dipindah untuk menyiapkan ruang parkir, jalur masuk, dan penataan kawasan pendukung aktivitas penumpang.

Cecep menambahkan bahwa peluang ekonomi dari reaktivasi stasiun sangat besar. Selain mempercepat mobilitas warga, akses ke berbagai destinasi wisata, termasuk Gunung Galunggung, akan lebih mudah. Hal ini diharapkan bisa menaikkan jumlah wisatawan. “Jika wisatawan datang lebih banyak, UMKM, pedagang oleh-oleh, dan pelaku ekonomi lokal lainnya akan merasakan dampaknya. Perputaran uang akan lebih lancar,” tuturnya.

Menurut data terbaru, reaktivasi stasiun kereta api di daerah terpencil sering berpengaruh positif pada perekonomian lokal. Studi kasus di beberapa kota menunjukkan bahwa stasiun yang berfungsi dapat menaikkan aktivitas bisnis sekitar 30% dalam waktu satu tahun. Selain itu, fasilitas transportasi baik ini juga membantu mengurangi kemacetan dan emisi polusi, yang merupakan permasalahan serius di kawasan perkotaan.

Studi tambahan menunjukkan bahwa stasiun yang terintegrasi dengan kawasan komersial dapat meningkatkan nilai properti sekitarnya hingga 20%. Ini bukan hanya manfaat ekonomi, tetapi juga sosial, karena mempermudah aksesibilitas warga untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari.

Ada pula analisis yang menunjukkan bahwa investasi awal dalam reaktivasi stasiun dapat dipulihkan dalam waktu dua hingga tiga tahun, tergantung pada tingkat penggunaan dan dukungan pemerintah setempat. Dengan demikian, langkah ini bukan hanya untuk transportasi, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang bagi perkembangan daerah.

Tidak ada yang lebih inspiratif daripada melihat daerah yang berkembang melalui inovasi transportasi. Berharap dengan reaktivasi Stasiun Rajapolah, Tasikmalaya bisa menjadi contoh sukses dalam mengubah transportasi menjadi motor perekonomian yang kuat.

Baca juga Berita lainnya di News Page