Beberapa produsen ponsel canggih diperkirakan akan menaikkan harga produk mereka, terutama di segmen premium, untuk menyikapi kekurangan komponen chip. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pesat industri kecerdasan buatan (AI) yang mempengaruhi pasokan memori.
Apple, misalnya, telah mengonfirmasi telah memesan modul RAM tambahan dari Samsung. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa mereka memiliki stok memori yang stabil. Di samping itu, iPhone 18 versi standard diharapkan akan dilengkapi dengan RAM sebesar 12 GB. Namun, bukan hanya chip RAM yang akan mempengaruhi harga ponsel di masa depan.
Sementara itu, laporan dari TechNowVoice memperkirakan bahwa chip penyimpanan juga akan mengalami kekurangan. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang meningkat dari sektor AI.
Menurut Gou Jiazhang dari Silicon Motion, sebuah perusahaan pemasok kontrol memori yang terkemuka, saat ini industri sedang menghadapi kekurangan memori yang sangat besar. Ia juga menyebutkan bahwa permintaan akan terus meningkat dan tidak akan terpenuhi pada tahun mendatang.
Gou juga mencatat bahwa pemasok utama seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron sedang memfokuskan diri pada memori HBM3E untuk pusat data AI. Karena setiap unit HBM menggunakan tiga kali lipat wafer dibandingkan DDR5, ini akan mempengaruhi pasokan RAM di ponsel pintar.
Di Amerika Utara, perusahaan besar sedang mencari SSD berkapasitas tinggi untuk pusat data mereka. Mereka memerlukan SSD dengan kapasitas 64TB hingga 128TB untuk mengatasi kekurangan HDD.
Apple tidak diharapkan mengalami masalah dengan kekurangan penyimpanan, karena mereka telah mempersiapkan memori NAND untuk perangkat Galaxy mereka. Tahun ini, semua versi iPhone 17 dilengkapi dengan penyimpanan minimum 256 GB, dengan opsi hingga 2 TB untuk model Pro Max.
Samsung diharapkan akan mengikuti jejak Apple dalam menawarkan penyimpanan yang lebih besar untuk ponsel benderanya. Namun, ponsel kelas menengah mungkin akan terkena dampak negatif dari kekurangan komponen ini.
Di beberapa negara seperti Afrika dan Asia Tenggara, laporan menunjukkan bahwa penyimpanan ponsel cenderung berkurang dari 128 GB menjadi 64 GB. Vendor ponsel asal China juga mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan penyimpanan NAND.
Xiaomi, misalnya, baru-baru ini mengumumkan kenaikan harga sebagai dampak dari meningkatnya biaya memori. Di sisi lain, Apple telah menambahkan kapasitas penyimpanan pada model iPhone 17 standar tanpa menaikkan harga. Model dasar ini terus menjadi favorit di antara konsumen dan terjual habis segera setelah diluncurkan.
Meskipun kekurangan chip semakin mendesak, masih belum jelas apakah Apple akan menaikkan harga untuk iPhone 18. Model ini diharapkan akan diluncurkan pada musim semi 2027. Samsung, di sisi lain, mungkin akan merilis seri Galaxy S26 pada akhir Februari tahun depan, namun belum ada informasi pasti tentang kenaikan harga.
Untuk ponsel kelas menengah yang akan diluncurkan sepanjang 2026, masih terlalu dini untuk menentukan mana perusahaan yang akan terdampak oleh krisis penyimpanan ini.
Data Riset Terbaru
Menurut laporan terbaru dari Gartner, permintaan chip memori untuk aplikasi AI diharapkan akan melonjak 30% setiap tahun hingga 2030. Hal ini akan mempersulit lagi pasokan komponen untuk ponsel pintar, terutama di segmen kelas menengah.
Analisis Unik dan Simplifikasi
Kekurangan chip memori tidak hanya mempengaruhi harga, tetapi juga desain ponsel. Beberapa produsen mungkin akan mengurangi kapasitas penyimpanan atau menawarkan model dengan spesifikasi yang lebih rendah untuk menjaga harga. Pengguna harus siap menghadapi perubahan ini dan mempertimbangkan kebutuhan mereka dengan bijak.
Studi Kasus
Xiaomi, salah satu produsen ponsel terkemuka, telah menaikkan harga beberapa model karena kenaikan biaya komponen. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak kekurangan chip terhadap industri. Pengguna perlu beradaptasi dengan situasi ini, baik dengan memilih ponsel yang lebih murah atau menunggu hingga pasokan stabil kembali.
Kesimpulan
Dunia teknologi terus berkembang, tetapi tantangan seperti kekurangan chip memori tetap ada. Untuk konsumen, ini berarti perlu lebih selektif dalam memilih ponsel. Sementara untuk produsen, adaptasi dan inovasi menjadi kunci untuk menawarkan produk yang tetap berdaya saing. Masa depan ponsel pintar akan ditentukan oleh bagaimana industri menyikapi tantangan ini.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Penulis Berpengalaman 5 tahun.