Mewah Kebudayaan Sebagai Landasan Perkembangan Ekonomi Bangsa

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Kebudayaan, melalui Direktorat Pengembangan Budaya Digital di Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, menggelar diskusi kelompok terpimpun dengan tema ‘Sinergi Budaya dan Ekonomi: Membangun Ekosistem Ekonomi Berbasis Budaya yang Berkelanjutan’. Acara ini berlangsung di Gedung A Kompleks Kementerian Kebudayaan, Jakarta, sebagai lanjutan dari pertemuan sebelumnya yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Tujuannya adalah mengukuhkan peran budaya sebagai dasar pembangunan nasional.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan lima poin utama yang diharapkan timbul dari diskusi ini. Pertama, ada konsensus bahwa budaya merupakan landasan pembangunan ekonomi negara. Kedua, terwujud strategi kolaboratif untuk ekonomi berbasis budaya yang menggabungkan nilai budaya, inovasi, dan teknologi digital. Ketiga, diidentifikasi tantangan dan peluang dalam ekonomi budaya, termasuk digitalisasi dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Keempat, terbentuk kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk memantapkan rantai nilai ekonomi budaya, mulai dari pelestarian hingga pemasaran global. Kelima, disusun roadmap bersama yang meningkatkan kontribusi sektor budaya terhadap pertumbuhan ekonomi, serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals 2030.

Fadli Zon menekankan pentingnya regulasi hak kekayaan intelektual (IP) cagar budaya. Menurutnya, IP adalah modal utama untuk mengembangkan potensi ekonomi dan industri budaya. Pengaturan yang tepat diperlukan agar negara dapat memiliki manfaat finansial dari penggunaan IP tertentu. Proteksi IP cagar budaya juga penting untuk mencegah penyalahgunaan.

Kementerian Kebudayaan berkolaborasi untuk meregulasi IP cagar budaya demi manfaat bangsa dan negara, serta mencegah penyalahgunaan. Melalui diskusi ini, diharapkan tercipta industri dan ekonomi berbasis budaya yang tidak hanya bergantung pada sumber daya alam, tetapi juga memanfaatkan potensi budaya secara optimal. Fadli Zon berharap forum ini menghasilkan ide-ide konkret yang dapat diwujudkan melalui MoU atau peraturan-peraturan.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Budaya Digital, Andi Syamsu Rijal, setuju bahwa pembangunan ekonomi harus didasarkan pada nilai-nilai budaya. Diskusi ini bukan hanya berkumpul, tetapi juga merumuskan langkah bersama untuk memposisikan budaya sebagai lebih dari sekadar identitas. Ricky Pesik, Ketua Komite Ekonomi Kreatif Jakarta, menggarisbawahi pentingnya paradigma dan tata kelola yang teratur untuk memperkuat ekonomi budaya. Dia menjelaskan bahwa UU Ekonomi Kreatif Nomor 24 tahun 2019, UU Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 tahun 2017, dan UU Hak Cipta Nomor 28 tahun 2024 sudah memberikan perlindungan hukum yang cukup.

Ricky menambahkan bahwa migrasi dunia ke ekonomi digital menjadi penggerak utama industri kreatif sebagai penyumbang besar perekonomian global. Indonesia, dengan bonus demografis dan keragaman budaya terpenting di Asia, memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan baru dalam bidang kekayaan intelektual. Ivan Chen, Ketua Komite Tetap Pengembangan Pemanfaatan dan Pembinaan Komite Kebudayaan KADIN Indonesia, menyampaikan bahwa strategi budaya membutuhkan tiga komponen utama: proteksi, pengembangan, dan utilisasi. Sektor budaya diharapkan menjadi lokomotif pertumbuhan dan inovasi di bidang ekonomi dan industri.

Candra Darusman, penyanyi dan musikus, menjelaskan teknik branding dan penguatan sinergi antar kementerian untuk membentuk ekosistem yang berkelanjutan. Sementara Ari Julianto Gema, advokat dan praktisi hukum kekayaan intelektual, menekankan pentingnya benefit sharing untuk memastikan masyarakat menerima manfaat dari IP komunal. Hadir juga berbagai pejabat dan perwakilan dari Kementerian Hukum, Pariwisata, Komunikasi dan Digital, serta pelaku usaha, akademisi, dan komunitas.

Budaya merupakan inti pembangunan ekonomi modern. Dengan memanfaatkan potensi budaya secara cerdas, Indonesia tidak hanya mampu menciptakan industri yang berkelanjutan, tetapi juga meningkatkan daya saing global. Mari kita dukung dan berkontribusi dalam membangun ekosistem ekonomi berbasis budaya yang kuat, agar budaya menjadi motor pembangunan yang sejahtera.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan