Penegakan Hukum di Bali Terus Dikuatkan dengan Tinjauan Wakapolri atas Pelayanan SPKT di Denpasar

Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo melakukan kunjungan langsung untuk memantau pelaksanaan program Pamapta dan perbaikan pelayanan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di Polresta Denpasar, Polda Bali. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Quick Wins yang dilakukan untuk mempercepat transformasi di Polri.

Sesuai perintah dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, seluruh pelayanan kepolisian di SPKT perlu digengam ulang secara menyeluruh. Revitalisasi ini melibatkan pengaktifan kembali peran Pamapta sebagai sistem komando terintegrasi yang dapat merespon laporan masyarakat dengan segera, mengunjungi Tempat Kejadian Perkara (TKP), serta menangani laporan kejahatan dan gangguan keamanan dengan tingkat respons yang tepat dan terukur.

Polri menjelaskan bahwa upaya ini merupakan langkah penting dalam membangun sistem pelayanan publik yang modern, responsif, dan akuntabel. Melalui revitalisasi tersebut, setiap laporan masyarakat akan langsung terhubung ke jaringan pengawasan terpadu dari Mabes hingga ke tingkat wilayah, memastikan respon cepat dan penanganan yang transparan di seluruh Indonesia.

Dalam acara tersebut, Wakapolri diiringi oleh Kasatgas Penjamin Mutu Akselerasi Transformasi Polri dan Dosen Kepolisian Utama PTIK Lemdiklat Polri Irjen Umar Effendi, Analis Kebijakan Utama Bidang Manajemen Operasional Itwasum Polri Irjen Iman Prijantoro, Kapolda Bali Irjen Daniel Adityajaya, serta pejabat utama Polda dan Polresta Denpasar.

Komjen Dedi mendorong peningkatan pelayanan publik sebagai prioritas utama Polri dalam upaya mewujudkan lembaga kepolisian yang profesional, modern, dan dipercaya masyarakat. Ia menekankan pentingnya penguatan fungsi SPKT dan Pamapta. “Pamapta harus berani dan tegas memimpin serta mengarahkan piket fungsi, karena Pamapta adalah Kapolres di luar jam dinas,” kata Komjen Dedi.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya penyesuaian pola patroli berdasarkan tingkat kerawanan wilayah agar kehadiran Polri dapat dirasakan oleh masyarakat. Sebagai langkah konkret, Polri akan meluncurkan pilot project penerapan Pamapta dalam pelaksanaan Apel Kasatwil sebagai model nasional untuk meningkatkan efektivitas pengawasan dan respon cepat di lapangan.

Dalam kunjungan tersebut, Wakapolri juga memeriksa peningkatan fasilitas di SPKT agar masyarakat merasa nyaman saat melapor. Polri sedang menyiapkan berbagai fasilitas pendukung, seperti ruang bermain anak, ruang laktasi bagi ibu menyusui, serta ruang KASPKT yang dilengkapi perlengkapan operasional seperti rompi, senjata listrik, body vest, jas hujan, dan Quick Response Set Sabhara. Semua ini dirancang untuk menciptakan pelayanan yang ramah, humanis, dan inklusif bagi masyarakat.

Dari sisi teknologi, Polri terus mengembangkan sistem digitalisasi pelayanan publik. Sistem pelaporan akan dilengkapi fitur identifikasi pelapor berupa foto, nama, dan lokasi yang dapat dipantau langsung oleh petugas on duty. Operator di SPKT juga dapat mengarahkan kamera, melakukan video tour di titik rawan, dan memantau situasi lalu lintas secara real-time melalui video drone. Sistem ini akan segera diintegrasikan dengan aplikasi Mabes Polri untuk membentuk data tunggal tanpa duplikasi, mempercepat proses analisis, serta memastikan setiap laporan dapat direspons dengan akurat.

Wakapolri menegaskan bahwa semua inovasi dan sistem pelayanan digital ini harus sepenuhnya digunakan untuk melayani masyarakat, bukan hanya sebagai simbol modernisasi. “Polri harus hadir dengan bukti kerja, bukan hanya janji,” tegasnya. Ia juga mendorong penggunaan body camera sebagai alat pengawasan dan bukti otentik dalam setiap kegiatan kepolisian di lapangan.

Melalui transformasi digital, penguatan peran Pamapta, dan revitalisasi SPKT secara nasional, Polri menunjukkan komitmen kuat untuk menghadirkan pelayanan publik yang lebih cepat, transparan, dan berkeadilan. “Polri harus berubah dan terus berbenah. Masyarakat berhak mendapatkan pelayanan terbaik, dan Polri harus hadir dengan wajah humanis, profesional, dan mampu memberikan rasa aman,” ujar Wakapolri menutup arahannya.

Dengan implementasi terukur dan komitmen berkelanjutan dari seluruh jajaran, Polri optimis bahwa pelayanan SPKT di seluruh Indonesia akan menjadi simbol nyata dari transformasi Polri menuju institusi yang modern, transparan, dan dipercaya rakyat.

Polri sedang melakukan upaya transformasi yang signifikan dalam sistem pelayanan publik. Dengan penerapan teknologi digital, penguatan peran Pamapta, dan peningkatan fasilitas di SPKT, Polri berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Studi kasus pada penerapan Pamapta di Denpasar menunjukkan bahwa sistem ini dapat meningkatkan respon cepat dan transparansi dalam penanganan laporan. Di masa depan, diharapkan semua SPKT di Indonesia akan mampu memberikan pelayanan yang bersifat inklusif, modern, dan profesional, sehingga masyarakat akan merasa lebih aman dan percaya pada kepolisian.

Inovasi dalam digitalisasi pelayanan publik oleh Polri memang melihat ke depan. Dengan integrasi data tunggal dan penggunaan teknologi seperti video drone, Polri dapat meningkatkan efisiensi dalam penanganan laporan. Polri juga menitikberatkan pada aspek humanis dengan menyediakan fasilitas pendukung di SPKT. Langkah-langkah ini tidak hanya untuk merespon kritik negatif, tetapi juga untuk membangun citra kepolisian yang lebih profesional dan transparan. Dalam menghadapi tantangan masa depan, Polri perlu terus berinovasi dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page