Operasi keamanan lanjutan di Sao Paolo setelah serangkaian aksi penyisiran di Rio de Janeiro

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Otoritas di Brasil telah melaksanakan aksi besar di Sao Paulo untuk menghentikan aktivitas pencucian uang dari kelompok kejahatan terorganisir First Capital Command (PCC), salah satu grup kriminal paling berpengaruh di negara itu. Aksi ini dilakukan segera setelah insiden serbuan darah di Rio de Janeiro.

Menurut laporan AFP pada Jumat (31/10/2025), operasi ini dimulai dua hari setelah polisi Rio de Janeiro melakukan serbuan terdarah dalam sejarah terhadap faksi kriminal Comando Vermelho, yang menewaskan 121 orang. Comando Vermelho dan PCC merupakan dua organisasi yang kuat dalam perdagangan kokain, dengan jangkauan yang meluas ke seluruh Amerika Latin, bahkan hingga Eropa untuk kasus PCC.

Dalam operasi ini, tim penyidik bergerak ke Campinas, wilayah tenggara Sao Paulo, untuk menjalankan sembilan surat perintah penangkapan dan sebelas surat perintah penggeledahan. Mereka menargetkan “pengusaha, influencer, dan pengedar narkoba,” seperti yang disebutkan dalam pernyataan resmi kejaksaan. Selain itu, pihak berwenang juga menyita properti dan membekukan rekening bank terkait.

Tujuan utama operasi ini adalah untuk menghentikan skema pencucian uang yang dilakukan oleh tersangka. Mereka menggunkan cara seperti mencampurkan dana hasil perdagangan narkoba dengan uang dari bisnis yang sah. Media setempat melaporkan bahwa operasi ini telah menghasilkan empat penangkapan dan satu kematian tersangka, meski pihak berwenang belum mengonfirmasi detail lebih lanjut.

Bulan Agustus lalu, polisi sudah melakukan operasi besar yang mengungkap skema pencucian uang PCC di sektor bahan bakar. Uang yang dicucikan melalui SPBU kemudian dialihkan ke bank digital dan aplikasi fintech. Presiden Luiz Inácio Lula da Silva baru-baru ini menandatangani undang-undang untuk memerangi kejahatan terorganisir dengan memberikan sanksi yang lebih keras bagi pelakunya.

“Kita tidak bisa membiarkan kejahatan terorganisir terus merusak keluarga dan menyebarkan narkoba,” tulis Lula di platform X pada hari Rabu. Dia menekankan kebutuhan akan kerja sama yang terkoordinasi untuk memotong rantai perdagangan narkoba tanpa membahayakan warga sipil. Lula juga mencatat sukses operasi sebelumnya terhadap PCC yang berhasil merusak kestabilan keuangan kelompok tersebut tanpa korban jiwa. Data menunjukkan PCC telah mencuci hampir 10 miliar dolar AS antara tahun 2020 dan 2024 melalui rantai produksi bahan bakar.

Perjuangan melawan kejahatan terorganisir di Brasil masih jauh dari selesai, tetapi upaya seperti ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang telah berdampak parah pada masyarakat. Keberhasilan operasional ini juga bisa menjadi pelajaran bagi negara lain yang sedang berhadapan dengan masalah serupa.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan