Inhaler Viral di Thailand Ditarik Karena Terkontaminasi Bakteri, Risikonya Apabila Dihirup

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Thailand menarik beberapa produk inhaler karena terkontaminasi oleh mikroba, ragi, jamur, dan bakteri berbahaya. Pemantauan kesehatan negara tersebut mengungkapkan bahwa polusi tersebut dapat menjadi ancaman serius bagi kelompok populasi yang rentan dan senior.

Supattra Boonserm, Sekretaris Jenderal FDA Thailand, menjelaskan bahwa otoritas kesehatan telah mengumpulkan sampel dari berbagai merek inhaler alami untuk diuji. Langkah ini diambil setelah laporan publik daring pada Mei 2025 yang mengungkapkan keberadaan jamur dalam inhaler alami yang dapat merusak paru-paru pengguna.

Uji coba tersebut mengecek jumlah total mikroba aerobik, ragi dan jamur, serta kehadiran bakteri khusus seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Clostridium spp., yang dilarang dalam produk herbal.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tahap kontaminasi dalam inhaler herbal “Hong Thai Formula 2” (nomor registrasi G309/62, lot 000332, diproduksi 9 Desember 2024) melebihi batas aman. Bakteri Clostridium yang terdeteksi adalah Clostridium perfringens. Selain itu, inhaler herbal Chama Herbs (nomor registrasi G561/67, lot NF 2522503001, diproduksi 3 Maret 2025) juga mengandung jumlah mikroba aerobik total yang tidak aman.

Otoritas kesehatan Thailand menegaskan bahwa kedua produk tersebut tidak memenuhi standar dan akan melakukan pengumuman lebih lanjut jika produk lain ditemukan memiliki tingkat kontaminasi yang tidak aman.

Kontaminasi mikroba, jamur, ragi, dan bakteri dalam inhaler dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan, terutama bagi individu dengan sistem imun lemah dan lansia. Menghirup produk terkontaminasi bisa menyebabkan infeksi pernapasan, kesulitan bernapas, demam, batuk, serta iritasi pada mulut dan tenggorokan.

Produsen yang terlibat diberi tahan produksi dan diharuskan menarik serta menghancurkan produk terkontaminasi. Produksi dapat dilanjutkan setelah memerbaiki sumber kontaminasi dan mendapatkan sertifikasi dari FDA Thailand.

Dr Sarawut Boonsuk, direktur jenderal Departemen Ilmu Kedokteran, mengungkapkan bahwa pada 2025, departemen kesehatan Thailand menerima 54 sampel inhaler untuk diuji, dan 39 di antaranya tidak memenuhi standar. Sebagian besar sampel tersebut tidak memenuhi syarat untuk jumlah mikroba aerobik, ragi, jamur, dan Clostridium perfringens. Clostridium perfringens, yang berasal dari tanah dan memiliki sifat anaerobik, bersama dengan spora jamur, dapat menimbulkan risiko bagi individu dengan kekebalan tubuh rendah atau senior jika terhirup.

Kontaminasi inhaler adalah peringatan serius tentang pentingnya pemeriksaan dan regulasi produk kesehatan. Pengguna harus waspada terhadap produk yang tidak memenuhi standar dan selalu memilih produk yang teruji dengan baik untuk menjaga kesehatan pernapasan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan