WN Belarus Ditetapkan Tersangka dalam Kasus Penggelapan Dana Rp63 Miliar di Bali

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang warga Belarus identik dengan nama Mikalai Melnik telah dilaporkan kepada kepolisian oleh Aron Geller, yang menjabat sebagai Direktur PT Industri Vertikal Indonesia. Laporan tersebut terkait dengan dugaan penyalahgunaan dana investasi sebesar Rp 63 miliar, yang setara dengan US$ 3,8 juta. Saat ini, Mikalai telah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara tersebut.

Menurut pengacara Geller, Alex Barung, seperti yang dilaporkan oleh detikBali pada Selasa, 28 Oktober 2025, kebijakan polisi melalui laporan nomor LP/B/526/VII/2024/SPKT/POLDA BALI yang dikeluarkan pada 16 Juli 2024 masih berlangsung. Namun, hingga saat ini, Mikalai belum berhasil ditangkap oleh pihak berwajib.

Menurut keterangan dari Alex, Mikalai masih berada di Belarus, negara asalnya. Hal ini menjadi alasan utama mengapa penangkapan belum terwujud. “Orangnya belum tertangkap karena dia sudah tidak berada di Indonesia,” ungkap pengacara tersebut.

Kasus ini dimulai saat Mikalai masih menjabat sebagai wakil direktur di perusahaan pada tahun 2024. Dalam jabatannya, ia bertugas untuk mencari investor yang tertarik untuk berinvestasi dengan membeli saham perusahaan. Dalam proses pencarian investor, Mikalai berhasil menarik 128 investor yang setuju untuk menyetorkan dana ke akun kripto. Sayangnya, akun kripto tersebut bukanlah akun resmi perusahaan, melainkan akun pribadi yang dibuat tanpa izin dari Geller.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai perkara ini, dapat diakses melalui tautan berita yang tersedia.

Studi kasus ini menunjukkan betapa pentingnya penerapan governaansi yang kuat dalam dunia bisnis, khususnya dalam pengelolaan dana investasi. Peningkatan ketelusan dan akuntabilitas dalam transaksi finansial dapat mencegah kasus penipuan yang serupa di masa depan.

Bagi para investor, penting untuk selalu menguji keabsahan akun atau platform yang digunakan untuk menyetorkan dana. Selalu memeriksa kredibilitas perusahaan dan melaporkan segera jika menemukan aktivitas yang mencurigakan. Dengan demikian, risiko penipuan dapat diminimalkan, dan investasi dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Kasus ini juga mengingatkan kita pada betapa pentingnya kerjasama internasional dalam penegakan hukum, khususnya dalam menangani kasus penipuan yang melibatkan pihak asing. Dengan kerja sama yang erat, penegak hukum dapat dengan lebih efektif menangkap dan memproses pelaku kejahatan yang melarikan diri ke negara lain.

Investasi adalah langkah strategis untuk memajukan usaha dan ekonomi. Namun, tanpa kejelasan dan pengawasan yang kuat, potensi untuk jatuh ke dalam penipuan akan selalu ada. Oleh karena itu, semakin penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran dan membangun sistem yang lebih transparan dalam dunia bisnis dan investasi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan