Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, yang dikenal dengan panggilan Rerie, menyampaikan bahwa saat ini merupakan waktu kritis bagi pemuda Indonesia untuk meraih visi Indonesia Emas. Dia menekankan bahwa bonus demografi harus dimanfaatkan dengan bijak, bukan menjadi beban.
Rerie mengemukakan bahwa generasi muda saat ini telah siap mengambil alih estafet kepemimpinan untuk mencapai tujuan Indonesia Emas. Dia mendorong pemuda untuk bergerak sekarang juga.
Pernyataannya tersebut disampaikan saat membuka diskusi berjudul “Kepemimpinan Pemuda Menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, Rabu (29/10/2025). Acara tersebut merupakan edisi ke-253 Forum Diskusi Denpasar 12, dengan Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI Anggiasari Puji Aryatie sebagai moderator.
Rerie mengingatkan bahwa tema Sumpah Pemuda tahun ini adalah “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu”. Tema ini mengajak pemuda untuk bekerja sama dalam mewujudkan kegagahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui kolaborasi kepemimpinan lintas generasi dan partisipasi seluruh elemen masyarakat.
Salah satu kekuatan yang dimiliki pemuda adalah potensi kepemimpinan, ujar Rerie. Kepemimpinan dapat diartikan dengan berbagai cara, tetapi dalam konteks ini, kepemimpinan pemuda harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, pemahaman visi Indonesia 2045, dan kemampuan untuk menyatukan semua elemen masyarakat dalam membangun bangsa.
Visi Indonesia Emas 2045 didukung oleh empat pilar utama: kedaulatan dan persatuan; pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; pembangunan ekonomi berkelanjutan; dan pemerataan pembangunan. Rerie mengemukakan bahwa pemuda dapat menjadi agen perubahan yang mengedepankan semangat persatuan dalam keberagaman, inklusivitas, pelestarian, dan adaptasi budaya terhadap kemajuan.
Wali Kota Medan, Rico Waas, membagikan pengalamannya mengikuti dunia politik. Ia menyatakan bahwa pada masa lalu, banyak pemuda yang tidak tertarik berpolitik. Namun, sekarang banyak di antaranya yang contribusi dalam pembangunan negara. Rico, yang asalnya berasal dari latar belakang seniman dan pernah bekerja, mengatakan bahwa politik bisa menjadi kesempatan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama bagi pemuda.
Rico juga mengungkapkan bahwa sejak menjadi wali kota, ia lebih memperhatikan hal-hal inklusif, seperti menghidupkan kembali siskamling untuk mempromosikan interaksi sosial antara generasi. Ia menjelaskan bahwa kota Medan bisa dijadikan contoh miniatur Indonesia dalam hal inklusivitas.
Billy Mambrasar, tokoh muda Papua dan pendiri Yayasan Kitong Bisa sejak 2009, juga mendukung semangat kepemimpinan inklusif. Melalui yayasannya, Billy membangun komunitas pendidikan di Papua, termasuk pendidikan di luar ruangan. Ia menyadari pentingnya pendidikan untuk mengurangi kemiskinan, khususnya di Papua.
Nicky Clara, pemimpin muda inklusif, terus berjuang untuk memberdayakan kaum disabilitas. Dia menggarisbawahi bahwa 28 juta orang dengan disabilitas di Indonesia harus diberi kesempatan yang sama untuk berkembang dan menjadi pemimpin.
Sementara itu, Shana Fatina, perwakilan Woman Green Entrepreneur, menekankan pentingnya pengembangan potensi ekonomi ramah lingkungan untuk melahirkan generasi pemimpin muda yang peduli dengan lingkungan. Dia mengajukan solusi economic water untuk memberikan akses air yang lebih mudah bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya perempuan yang sering termarginalkan.
Lathifa Al Anshori, Ketua DPP Partai NasDem Bidang Pemilih Pemula dan Milenial, mengapresiasi upaya pemuda dalam memperhatikan budaya lokal. Dia menyebut bahwa anak-anak yang lahir antara 2015-2029 akan menjadi pemimpin pada 2045, sehingga perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi.
Saur Hutabarat, wartawan senior, mengajak untuk mempelajari tujuh tokoh Sumpah Pemuda 1928. Dia menegaskan bahwa pada usia 21 hingga 38 tahun, mereka sudah memberikan kontribusi besar kepada bangsa. Pada 2045, pemuda saat ini berusia 1-18 tahun akan menjadi pemimpin, dan pertanyaan yang timbul adalah apakah mereka siap memberikan apa yang mereka miliki untuk bangsa.
Acara ini dihadiri oleh berbagai narasumber, termasuk Wali Kota Medan Rico Waas, Billy Mambrasar, Nicky Clara, dan Shana Fatina. Lathifa Al Anshori hadir sebagai penanggap.
Kini, generasi muda memiliki peran besar dalam membangun masa depan Indonesia. Dengan kepemimpinan kolaboratif, inklusif, dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila, mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa bangsa menuju Indonesia Emas. Setiap individu, mulai dari pelajar hingga profesional, bisa berkontribusi dalam mewujudkan visi tersebut. Jangan menunggu masa depan tiba, tetapi mulai bertindak sekarang untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.