China Menegaskan Komitmen Tepat Gunting terhadap Penggunaan Kekerasan atas Taiwan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah China menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan kemungkinan penggunaan kekerasan terhadap Taiwan. Pernyataan ini menunjukkan sikap yang lebih keras dibandingkan dengan beberapa pesan yang sebelumnya disampaikan oleh media pemerintah yang mengusung ide tentang pendekatan yang lebih lembut jika Taiwan bersedia bergabung dengan Beijing.

China selalu memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak pernah menyisihkan opsi kekerasan untuk menyatukan kembali pulau tersebut. Meskipun kebijakan ini jarang dibicarakan secara terbuka, tiga artikel yangופublished oleh kantor berita Xinhua pekan ini tidak menyebutkan penggunaan kekerasan. Salah satu artikel bahkan menjelaskan bagaimana “para patriot” dapat memerintah Taipei setelah proses reunifikasi dan menjanjikan bahwa sistem sosial serta gaya hidup Taiwan akan tetap dihormati.

Juru bicara Kantor Urusan Taiwan di China, Peng Qing’en, menyatakan dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (29/10/2025), bahwa pendekatan utama untuk menyelesaikan “masalah Taiwan” adalah melalui reunifikasi damai berdasarkan model “satu negara, dua sistem.” Ia menyebutkan bahwa pemerintah China bersedia memberikan ruang yang luas untuk proses reunifikasi damai dan akan berusaha sebaik-baiknya untuk mewujudkannya. Namun, Peng menegaskan bahwa penggunaan kekerasan tetap menjadi opsi, dan China siap mengambil semua langkah yang diperlukan.

Wang Huning, pejabat tinggi China yang bertanggung jawab atas kebijakan Taiwan, tidak menyebutkan kekerasan dalam pidato utamanya pada Sabtu (25/10) waktu setempat. Pidatonya lebih berfokus pada manfaat yang akan diperoleh oleh kedua belah pihak setelah reunifikasi.

Dorongan Beijing untuk menerapkan model otonomi di Taipei, yang tidak didukung oleh partai politik besar di Taiwan dan sering dikecam, muncul menjelang pertemuan puncak antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di Korea Selatan. Trump sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa dia belum tentu akan membahas Taiwan dalam pertemuan tersebut.

Pemerintah Taiwan menolak tegas klaim kedaulatan China. Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan, Tsai Ming-Yen, menyatakan bahwa model “patriot” China, yang diterapkan di Hong Kong dan Macau, tidak akan berhasil di Taiwan. Ia menilai bahwa upaya China bertujuan untuk merendahkan posisi Taiwan secara internasional dan mengubahnya menjadi seperti Hong Kong atau Macau, sebagai bagian dari upaya untuk menghapuskan kedaulatan Taiwan. Tsai juga menyatakan bahwa Komunis China tidak memiliki cara untuk menerapkan model tersebut di Taiwan.

Setiap negara memiliki hak untuk menentukan masanya sendiri. Taiwan telah memperlihatkan keteguhan dalam menghadapi tekanan eksternal. Keterbukaan dan dialog konstruktif tetap menjadi kunci untuk menciptakan solusi yang damai dan berkelanjutan dalam hubungan internasional.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan